Mohon tunggu...
Siti Makarti
Siti Makarti Mohon Tunggu... -

Asli Wonosobo, alumni FE UNAIR, mantan wanita karir. Dan sekarang ibu RT penggiat UMKM

Selanjutnya

Tutup

Money

Geliat Peternak Sapi Pasca Ausie Menghentikan Eksport Sapi

18 Juni 2011   14:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kemajuan teknologi informasi memang berdampak demikian besar pada pengambilan keputusan investasi. Baru beberapa hari yang lalu, kita semua disibukkan dengan arus informasi yang mengabarkan pemberhentian eksport sapi oleh pemerintah Australia karena ditemukan beberapa Tempat Pemotongan Hewan di Indonesia sangat kejam dalam menyembilih sapinya (Atau tidak sesuai dengan norma-norma "Persapian" di Australia). Dan hari ini, para pemilik modal sudah melakukan action dengan menginvestasikan uangnya di bidang ini.

Berita yang terus menerus disampaikan di beberapa Stasiun Televisi, berita di radio maupun di koran. Dan juga dengan ulasan-ulasan dari para ahli di berbagai bidang juga oleh para praktisi, rupanya sangat mempengaruhi pola pikir para pebisnis sapi.

Dalam skala kecil, para peternak sapi di desa saya mulai bersemangat kembali memelihara sapinya. Apabila kemaren-kemaren mereka hanya sekedarnya saja merawat sapinya, maka beberapa hari terakhir mereka sudah mulai lagi memikirkan bagaimana memberikan makanan yang lebih baik untuk sapinya. Geliat para peternak begitu kontras terlihat.

Karena harga sapi yang demikian hancur, Beberapa bulan belakangan ini, peternak tradisional hanya memberikan sapinya rumput ala kadarnya. Asal di kandang ada rumput, ya sudah, cukup hanya itu saja. Tidak dipikirkan bagaimana kecukupan gizinya. Tadi dengan kepastian harapan harga akan lebih bagus di masa yang akan datang, mereka mulai sibuk mencari makanan-makanan tambahan untuk sapinya. Seperti pemberian rumput yang lebih baik, pemberian ampas tahu, pemberian vitamin2 untuk dicampurkan di minumannya, dsb.

Dan kalau yang skala kecil saja mereka begitu semangat, ternyata yang bermodal besarpun tidak mau kalah. Hari ini salah satu teman baikku upload foto sapi-sapi indukan yang baru saja dibelinya di FB. Tidak hanya satu dua ekor, tapi banyak sekali ekor. Wow ... semoga semua sapi itu beranak  pinak menjadi lebih banyaaaak lagi.

Itu tadi hanyalah beberapa titik geliat bisnis "persapian" yang saya lihat. Saya yakin, ada banyak sekali titik-titik di tempat lain yang tidak saya lihat, yang sama-sama bergerak menyikapi peluang bisnis akibat "kebaikan" Australia ini.

Semoga dengan semakin banyaknya titik, swasembada daging akan bisa tercapai. Semoga moment ini benar-benar akan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menggalakan semangat para peternak untuk lebih giat lagi memperbanyak sapi-sapinya dan juga menggemukkan sapi-sapi yang sudah dimilikinya. Semangat adalah modal utama untuk mewujudkan impian, dan sekaranglah saatnya! Swasembada daging ...  pasti bisa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun