Terinspirasi oleh tayangan reality show “Tolong” tentang seorang bapak dan ibu yang berumur 85 tahun, tapi tiap hari masih harus berjuang untuk menafkahi hidup mereka dengan berjualan nasi. Si Ibu yang sudah sangat sepuh, tiap hari harus belanja, memasak dan melayani pembeli. Sedang si Bapak membantunya termasuk mendorong gerobak berisi perlengkapan dagangan (kebayang kan banyaknya barang yang dibawa oleh pedagang kali 5). Uuuuppsss menetes air mataku melihat perjuangan hidup mereka. Umur 85 tahun, mareka masih begitu bersemangat menjemput Rejeki Allah! Jadi malu, aku yang masih sehat, masih bisa berlari, masih bisa berteriak dengan keras… malah sering bermalas-malasan. Aku mbayangin, saat simbah itu mulai memasak jam 2 pagi, aku masih molor mimpi indah. Saat simbah berangkat ke jualan jam 4, aku juga masih molor. Saat simbah pulang dari jualan jam 2 an, aku lagi siap-siap bobok siang. Haduuuuuhhhh…. malu sama dunia!
Ditambah lagi dengan pemandangan tadi sore, di depan rumah lewat seorang penjual bakso. Mungkin beliau ini pedagang baru, karena aku belum pernah melihat beliau sebelumnya dan baru beberapa hari ini aku melihatnya mendorong gerobak baksonya. Orangnya sudah sepuh, kulit wajahnya sudah dipenuhi keriput, rambut di bawah kopiahnya sudah terlihat memutih, tubuhnya kurus walaupun masih terlihat sehat dan berisi tapi jalannya sudah terlihat susah. Melihat beliau mendorong gerobaknya pasti akan mengundang rasa kasihan. Bila umumnya orang berjualan bakso dorong mereka mendorong gerobaknya dengan wajah semangat, sumringah, full smiling tapi beda dengan bapak ini. Dia mendorong gerobaknya yang terlihat kosong (nggak tahu apakah dagangannya sudah habis, atau karena memang hanya itu jualannya) dengan wajah yang begitu datar. Kira-kira apa ya yang sedang beliau pikirkan. Capek kali ya :-) Ayo pemuda… lebih giat lagi bekerja. Malu ah sama simbah-simbah tadi. Bukannya Yang Muda Yang Berkarya, Yang muda yang kuat, yang muda yang mengukir prestasi. SEMANGAT! ***Tulisan ini pernah aku post di facebook
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya