Mohon tunggu...
heni minata
heni minata Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Anak cewek pemalas yang suka makan tapi juga mulai suka nulis berharap yang dibagikan berguna.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tidak Ada Yang Gampang Di Dunia Ini

11 Agustus 2011   09:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita tentang kotak kemasan yang membawa berkat. Seorang anak laki-laki menerima semua kemalangan dalam hidup. Ibunya meninggal setelah melahirkannya. Ayahnya yang seharusnya menjadi pembina dan penuntunnya dalam hidup mala selalu memukulinya dan memakinya karena menganggap dia telah membunuh istrinya. Saat si anak lelaki berumur 11 tahun, ayahnya meninggalkan setelah mememukulinnya dan tidak pernah kembali lagi.

Si anak terpaksa tinggal di kolong-kolong jembatan dan mencari uang sendiri demi kelangsungan hidupnya namun dia tidak ingin jadi peminta-minta dan juga mencuri. Dia mengumpulkan gelas dan botol plastik kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan perut setiap harinya.

Suatu hari, ada pembagian kotak makanan gratis di stand. Dia dengan suka cita datang, antri dan mengambil bagiannya. Dengan riang dia meninggalkan stand namun langkahnya berhenti ketika dia mendengar seorang cucu berkata pada kakeknya “Kek, udah habis. Kita makan apa?” sambil menagis.

Sang kakek hanya bisa tersenyum dan mengelus kepala cucunya. Si anak dengan mantapnya melangkah dan memberikan nasi kotanya kepada kakek seraya berkata “Kek, masih ada satu. Nih.”

Setelah memberikan nasi kotaknya, si anak melangkah pergi dengan senyum. Kakek dan cucu hanya bisa tersenyum dan mengucap terima kasih dalam hati mereka. Seorang yang melihatnya , menghampiri si anak tersebut dan bertanya “kenapa kamu belikan nasi kotak tersebut? Bukanya kamu juga memerlukannya?”

Si anak hanya tersenyum dan berkata ”Saya masih bisa mencari ditempat lain, sedangkan kakek tersebut sudah terlalu tua dan cucunya masih terlalu kecil untuk bekerja”

Orang tersebut dengan heran bertanya lagi “Tapikan bekerja juga susah dan melelahkan, klo dapat gratis kenapa tidak dinikmati?”

Si anak kembali tersenyum dan menjawab “Perkerjaan semua pasti memiliki kesulitan masing, tidak ada yang gampang karena sesuatu selalu ada resiko. Lagipula, saya hanya mengikuti kata hati” Setelah berkata begitu si anak pamit dan pergi mencari gelas dan botol plastik untuk dijual.

Apa yang dipetik? –hm-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun