Malam menyambut Tahun Baru Cina (imlek) selalu dirayakan dengan makan besar alias menu yang disajikan lebih banyak dan mewah dari biasanya. Malam menyambut tahun baru imlek biasanya disebut dengan Sa Cap Meh karena pada penaggalan cina, malam sebelum tahun baru jatuh pada tanggal 30 pada kalender cina.
Bukanya hanya beragam, jumlah porsi makanan yang disajikan pun banyak karena disisakan untuk dimakan selama beberapa hari perayaan imlek sehingga persiapannya memakan waktu yang cukup lama. Untuk mengejar waktu agar makanan siap disajikan pada perayaan Sa Cap Meh, persiapannya harus dilakukan jauh-jauh hari. Paling lama semua bahan sudah harus siap sehari sebelum malam perayaan.
Dalam perayaan Sa Cap Meh tradisional, bahan makanan yang dipilih adalah bahan makanan yang melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, keselamatan, keberuntungan, kesehatan, kesetiaan, harapan dan panjang umur. Diharapkan dengan mengonsumsi makanan yang memiliki makna tersebut, sepanjang tahun si pemakan akan dilimpahkan hal-hal yang baik. Beberapa makanan yang melambangkan hal yang dimaksud adalah
- Rebung: harapan dan keberuntungan
- Rumput laut hitam kering (fucai): kemakmuran
- Mie: panjang umur
- Ayam: kebahagian dan keberuntungan
- Bebek: kesetiaan dan ketaatan
- Timun laut/ teripang /haisom: kesehatan
Sedangkan zaman modern, cukup banyak orang yang meninggalkan tradisi ini. Berbagai alasan dilontarkan seperti sibuk. Sebenarnya masalah ini bisa diatasi dengan cara memesan dari catering murah terdekat. Namun beberapa orang memilih memesan fast food atau makan di restaurant, tentu saja nilai kekeluargaannya masih ada namun makan yang dipesan biasanya sudah tidak mengambarkan nilai leluhur.
Makanan yang disiapkan dirumah, berisikan doa ibu-ibu yang memasaknya agar keluarganya dilimpahkan berbagai berkat sepanjang tahun. Biasanya pas Sa Cap Meh, sanak keluarga berkumpul bersama menikmati makanan dengan disertai canda tawa. Makanan Selain makanan yang wajib disajikan, ada juga makanan yang dilarang seperti bubur dan tahu putih karena melambangkan kemiskinan dan duka. Semoga berguna –hm-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H