Selama beberapa minggu ke belakang, saya kerap mendapat ajakan beberapa teman perempuan untuk menonton Breaking Dawn. Kalau bukan karena 'saya dibayarin nontonnya', saya bakalan nolak deh nonton film itu sampai kapan pun juga.
"Kalian gak bisa memaksa Kami menonton film itu, karena Kami akan menolak, tetapi kalau kalian menyodorkan tiket gratis itu kepada Kami secara langsung, Kami bakalan nyerah juga sih..."
-- Tulisan ini adalah opini saya sebagai laki-laki mengenai berbagai vampir dalam film dan novel Twilight. -- Novel Dracula karya Bram Stoker (1897) dikenal sebagai sebuah karya klasik yang menjadi dasar cerita vampir di masa modern. Novel tersebut mengambil unsur legenda vampir dalam bentuk manusia serigala serta menggabungkannya dengan konsep keabadian serta sistem masyarakat zaman Victoria. Kesuksesan buku itulah yang kemudian memunculkan genre vampir yang tetap populer hingga saat ini, seperti yang biasa kita lihat dalam buku, film, permainan video, dan acara televisi. Novel Dracula, karya Bram Stoker (1897) -- Selama 111 tahun setelah novel Dracula tersebut diterbitkan dan film Nosferatu pada tahun 1922 ditayangkan. Laki-laki mulai diajarkan untuk menaruh rasa takut dan hormat terhadap Vampir. Bagi mereka, vampir atau lebih spesifiknya Dracula adalah tokoh mitologi yang gagah perkasa yang sering digambarkan berbalut pakaian rapi dan mewah, tetapi hidup dengan menghisap darah makhluk hidup lain, serta mampu menjelma menjadi : serigala, kelelawar, atau gumpalan asap. "Nah, dalam pandangan laki-laki yang begitu tuh baru namanya, Keren!." Selama ini, kita telah melihat berbagai macam cerita dan film vampir yang menyeramkan, gagah dan misterius, bahkan kadang mempunyai kekuatan yang mampu membuat semua orang ketakutan.
Sampai vampir yang ini datang.. -- Vampir dan Sekolah 111 tahun kemudian, di sebuah zaman di mana 'hormon dan pubertas' adalah suatu faktor penting dalam menciptakan selling market pada suatu produk. Kedigjayaan mengenai makhluk brutal bertaring tajam yang sudah dibangun hampir satu abat lamanya pun mulai ternoda. Di dalam film maupun novel mengenai mitologi vampir. Mereka selalu digambarkan sebagai sosok yang jauh dari kehidupan sosial. Mungkin ini terjadi, selain karena mereka adalah makhluk pemangsa, mereka juga terkurung sepanjang hari di dalam peti matinya. Berdasarkan alasan tersebut, apa ada yang bisa menjelaskan ke saya, kenapa kok tiba-tiba ada sekelompok vampir bermuka pucat, berkeliaran siang hari tanpa terbakar, lalu duduk di dalam kelas Biologi, kemudian menjalin kisah cinta dengan manusia - yang seharusnya adalah mangsanya?. Secara logika, seorang remaja, baik itu manusia ataupun vampir, seharusnya mereka lebih menyukai kegiatan di luar yang lebih menyenangkan, dibanding harus datang dan duduk di dalam kelas setiap hari, kemudian mengulang pelajaran yang sama terus-menerus selama berabad-abad lamanya. The Twilight Saga adalah sebuah seri yang secara tidak langsung memaksa laki-laki untuk melupakan kebrutalan seorang vampir - Dengan cerita yang disajikan dengan bumbu yang rasanya terlalu 'kemanisannnnn' (bahasa engresnya : so sweeetttt!). Stephanie Mayer telah menciptakan mitos baru mengenai seorang vampir, kemudian menghapus seluruh mitos vampir lama dalam karyanya, sehingga bukunya akan terkesan jauh lebih menarik dan berbeda, dibanding para kompetitornya - yang sebagian besar masih menyajikan cerita vampir yang dikemas 'berdarah' seperti yang telah dilakukan penulis-penulis lain sebelumnya. -- Vampir dan Cinta The Twilight Saga adalah sebuah contoh serial vampir yang seharusnya tidak dibuat karena ketidakmasukakalannya. Vampir bukanlah makhluk yang mempunyai perasaan ataupun jiwa, melainkan adalah tubuh yang sudah mati, menakutkan dan brutal!. Mengambil setting di lingkungan sekolah di mana seorang yang berbadan kurus dan bermuka pucat ternyata mempunyai kesempatan sangat besar untuk mendapatkan hati para perempuan cantik di sekolahnya. Bagian inilah yang kemudian bagi laki-laki dianggap sebagai sesuatu yang sangat menjengkelkan dan sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seorang yang bermuka pucat, mengerikan dan mempunyai bau 'mayat' yang menyengat bisa mendapatkan perempuan cantik dengan mudahnya?. "Bagaimana caranya?," Lalu saya berfikir kembali, "Apakah mungkin ini karena faktor umur? Sehingga Edward Cullen mudah mendapatkan perempuan?." Saat saya mengetik kata kunci 'Edward Cullen Age' di Google. Saya mendapat jawaban jika dia dilahirkan pada tanggal  20 Juni 1901, yang berarti umurnya saat ini adalah 110 tahun. "Oh, pantes..." Laki-laki di mana pun, jika mereka telah menginjak masa pubertas ke-dua di usia 50 tahun - yang ditandai dengan meningkatnya kesejahteraan. Walaw dengan keriput di wajah atau ketidakmampuan ereksi sekalipun, dalam jangka waktu tersebut, secara tidak langsung 'Para Lelaki' tersebut telah membangun sebuah kemampuan unik untuk memikat para perempuan muda dan cantik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H