Kopi bagi Bebi Romeo lebih dari aku lebih juga dari istrinya. Menemaninya di malam tanpa pernah tertidur lebih dahulu, merelakan di habisi tanpa melakukan pembalasan. Disisakan ampasnya tanpa pernah menyanyikan lagu habis manis sepah dibuang, tiada hari tanpa kopi bagi Bebi.
***
"Gw pengen seorang istri yang bisa membuatkanku secangkir kopi di sore dan di malam hari"
"Gw pengen istri kopi yang dibikin istri gw bukan kopi instan, tapi olahan tangannya, hasil racikan dia tanpa timbangan. Pake filing dia, diukur dengan rasa, dibuat penuh cinta"
"Kalo kopi di rumah udah enak gw gak perlu nongkrong di starbucks, gw bisa dirumah ditemenin istri di sore hari sambil melihat anak anak bermain"
"Sayang sekali istri meisya selalu menyuguhkan kopi instan"
Potongan-potongan itu kudengar dari percakapannya dengan teman Beb. Aku berkeyakinan, jika aku bisa membuat secangkir kopi yang lezat untuk Beb, aku tidak hanya mendapat lidahnya, tapi juga hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H