Mohon tunggu...
Humaniora

Iblis Gosip Napak Tilas

1 November 2016   10:51 Diperbarui: 1 November 2016   11:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.djarumcoklat.com

- Umat bumi telah turun derajat ruhaninya. Aku makin ringan pekerjaan. Karakter langit jasad itu segala sesuatu yang batin coba dijasadkan. Disimbolkan lewat jasad. Tapi yang tak mau dan sudah kadung menikmati jasad dia akan susah menjumpai yang batin. Nabi kalian adalah Kalimullah, Nabi Musa. Betapa berat tugasnya, sebetulnya semua nabi ya berat tugasnya. Apalagi aku, aku ini bukan nabi, tapi ah sudahlah.. Aku tidak perlu pamer kehebatan di jaman ini. Kembali ke Nabi Musa. Dia harus berhadapan dengan kepekoan tingkat ruwet, kepekokan yang dijubahi kepandaian. Keblinger yang dimahkotai kekuasaan. Kedlarung yang disemati kisi-kisi pembisik yang terlatih. Dan mau tau gak _tapi jangan percaya_ sesungguhnya Firaun itu kandidat Nabi, kandidat kalimullah yang gagal karena tak tahan penderitaan. Makanya aku harus turun tangan menyeretnya ke laut karena dia juga punya warisan pandangan ruhani. Dia itu pernah ketemu sama Malaikat Jibril di dalam gua. Di situ ada perjanjian, ternyata Firaun yang merasa malu sebagai raja gagal memilih menjadi raja. Maka, sejak saat itu kejadian demi kejadian yang dilalui Nabi Kalimullah begitu panjang dan beragam. Apakah sudah sampai kepadamu kisah-kisah itu?

Tahap VI

- Berikutnya adalah era utusan Allah yang Ruhullah. Ruhullah yang kedua. Sebagai penyampai cinta. Tapi aku telah sejak sebelumnya mempersiapkan dengan desain langit ke dua. Langit kedirian. Nabi Isa hadir seperti turun kepada binatang-binatang ternak. Untunglah dia hanya sebentar saja hadir. Mana tahan rinduku kutahan menyaksikan sepak terjang simbol manunggal itu berseliweran di hadapanku dengan penuh cinta. Aku bisa-bisa gagal menunaikan tugas sebab kehadiran Allah telah mulai mengetuk-ngetuk diriku yang dihinakan ini.

Tahap VII

- Akhirnya sampailah pada kehadiran utusan Allah yang paripurna untuk kalian. Dialah Habibullah, aku tak akan banyak cerita. Tapi yang perlu kalian tau, utusan Allah kepadamu ini seperti hadir kepada sebagian besar manusia seperti makhluk-makhluk elementer. Manusia sekulitas ciptaan paling mendasar. Peteng ndedet. Tapi kalian mendapat utusan cahaya. Kau pikir jaman kegelapan itu hanya lokal di arab jaman jahiliyah itu? Bukan! Jaman kegelapan itu ya kalian semua itu sudah aku kungkung dalam kerangkeng jasad yang tebal. Jika bukan karena kelihaian Nabi Yasin yang Amanah, Tabligh, Siddiq, Fathonah, beliau juga ikhlas menanggung deritamu. Artinya derita kalian berada dalam tanggungan beliau, dan kamu tau? Aku tidak menyentuh hamba Allah yang ikhlas. Cerdik, cerdik.. Mana bisa aku melukai, kalianlah justru yang bisa melukai beliau. Maka sering2lah sholawat.”

10 12 12 - 11.00 - mbalongsari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun