Mohon tunggu...
Nurfi Majidi
Nurfi Majidi Mohon Tunggu... Bankir - 25 tahun menjalani aktivitas di sebuah bank BUMN. Saat ini ingin lebih fokus melakukan perjalanan ke dalam agar menemukan makna hidup yg sejati

Bermimpi , berpikir dan bertindak sederhana

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tahu-tahu Tahun Sudah Berganti

1 Januari 2016   06:13 Diperbarui: 1 Januari 2016   07:36 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selesai sudah tahun 2015 berganti tahun 2016. Sebenarnya hari dan tanggal pergantian tahun itu sama seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada yang berbeda. Matahari tetap terbit dari timur dan akan tenggelam di barat. Ayam jago tetap berkokok menyambut pagi dan embun pagi tetap setia hadir membasahi permukaan bumi.

Perayaan Tahun Baru lebih sebagai sarana untuk refleksi, mengingatkan kepada kita bahwa waktu satu tahun telah berlalu dan tidak akan kembali. Sudah sekian kali tahun berganti, kita tidak kemana-mana, bahkan mungkin malah mundur ke belakang. Berapa banyak hal yang kita khawatirkan tapi ternyata tidak terjadi. Berapa banyak sangkaan-sangkaan buruk pada orang lain ternyata tidak sepenuhnya benar. Betapa ketakutan menghadapi masa depan di dunia ini ternyata hanya ada dalam bayangan kita. Hidup menjadi rumit lalu kita hadapi dengan marah-marah, kecewa dan uring-uringan.

Di sisi lain, betapa banyak hal yang tidak kita pikirkan dan mimpikan, malah terjadi. Peluang dan kesempatan silih berganti. Rezeki tiba-tiba datang dari arah yang tidak terduga. Target yang sudah lama dicari tak kunjung dapat, ee malah ketemu di Warung kopi.

Beruntunglah kita yang dapat menangkap esensi pergantian tahun ini. Kalender penanggalan hanyalah benda mati. Kitalah yang memberikan nilai dan maknanya. Kita pribadi adalah pemegang penuh kontrak hidup dengan Tuhan di dunia ini. Kita pribadi yang akan dimintai pertanggungjawaban nanti di akhirat akan hari-hari yang kira lalui.

Memang isi atau inti selalu kalah besar dengan kulitnya. Renungan terhadap terhadap perayaan tahun baru hanya mendapatkan tempat yang sempit di pojok, kalah gebyar dengan hiruk pikuk polesan bungkusnya.

Akhirnya perayaan tahun baru tidak lebih hanya sebuah proyek besar dari para pemilik modal. Tahun baru tak berbeda dengan perayaan lainnya adalah event yang dikampanyekan dan dibesarkan untuk menaikkan nilai transaksi. Agar pusat-pusat perbelanjaan lebih banyak diserbu pembeli, kamar-kamar hotel lebih banyak yang dihuni, tempat-tempat hiburan lebih banyak dikunjungi, acara-acara keramaian lebih banyak didatangi.

Untuk menaikkan omzet penjualannya, para pedagang memang perlu menciptakan event-event lainnya lebih banyak lagi. Tidak peduli perayaan agama sekalipun akan digoreng sedemikian rupa sehingga berubah menjadi sebuah industri materialisme yang mendatangkan banyak penjualan dan keuntungan rupiah.

Selamat Tahun Baru 2016. Sepertinya baru kemaren kita jalani tahun 2015. Tahu-tahu sudah berlalu. Dan nanti pun akan sama kejadiannya. Tahu-tahu sudah berganti lagi ke tahun berikutnya. Tahu-tahu kita sudah tua. Tahu-tahu kita mati.
---00---

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun