Mohon tunggu...
Nurfi Majidi
Nurfi Majidi Mohon Tunggu... Bankir - Kesuntukan berada dalam ritme kehidupan perlombaan yang serba terburu-buru menjadikan hidup semakin kering. Mencoba melihat sisi kehidupan yang lebih menyesuaikan dengan ritme alam seperti petani yang sedang menunggu padi yang tumbuh menguning tanpa dipaksa oleh keserakahan manusia. Puisi dan cerpen menjadi media kontemplasi.

Bermimpi , berpikir dan bertindak sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ramadhan yang Hilang

1 Juni 2018   13:59 Diperbarui: 1 Juni 2018   14:10 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah sekian puluh kali engkau datang

Mestinya aku semakin mengenalmu

Mestinya kita saling akrab saling cinta dan saling rindu

Yang akan merasakan kehadiranmu adalah mereka yang menunggu dan senang  bertemu denganmu.

Aku pun diam membisu

Gagap untuk menjawab apakah aku merindukan dan senang bertemu denganmu

Atau barangkali aku hanya terpaksa senang bertemu denganmu

Atau sebenarnya aku malah tidak begitu suka berjumpa denganmu

Maafkan aku 

Kalau masih saja muncul keluhan dan umpatan hati saat bersamamu

Aku hanya berharap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun