Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Nuurmajiid
Muhammad Rizky Nuurmajiid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya mahasiswa biasa dari jurusan Ilmu Komunikasi Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tradisi Ziarah Turun-Temurun di Batukarut Regency Bandung

22 April 2024   02:14 Diperbarui: 22 April 2024   13:35 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moment Kebersamaan tradisi ziarah keluarga besar (Dokumentasi Pribadi)

Semua muslim di seluruh dunia merasakan bulan Ramadhan sebagai bulan spesial bagi umat Muslim di Indonesia. Hari Raya Idulfitri atau lebaran merupakan hari di mana puasa selama satu bulan diakhiri. Selain suasana menyenangkan dan tenang hari lebaran, kegiatan umum lainnya seperti mudik, makan bersama, serta halal bihalal merupakan tradisi umum kebahagiaan yang ditunggu-tunggu oleh para umat muslim. Lebaran bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah peristiwa yang menguatkan ikatan sosial dan memperdalam makna kebersamaan dalam masyarakat. 

Setiap masing-masing daerah memiliki keragaman tradisi dan kebiasaan unik untuk merayakan lebaran. Tak terkecuali tradisi lebaran bersama keluarga di Perumahan BatuKarut Regency, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Hari pertama lebaran dilakukan seperti pada kebanyakan daerah di Indonesia, yakni halal bihalal dengan rumah tetangga dan kerabat keluarga besar untuk menyambung silaturahmi dan saling memohon maaf. Kue-kue kering, opor beserta ketupat tersaji di meja, obrolan hangat memenuhi satu isi rumah dengan tawa dan ceria menghiasi kebahagiaan di hari Idulfitri. Di tengah kemeriahan Hari Raya Idul Fitri, sebuah tradisi turun temurun untuk menjaga kehangatan dan keharmonisan di hati keluarga besar, yakni tradisi ziarah makam kakek dan nenek keluarga besar. Kegiatan tradisi ziarah mengunjungi makam kakek dan nenek menjadi momen penting bagi keluarga besar karena untuk mengingatkan kita kepada leluhur sebelumnya yang sudah membesarkan kita masa kecil serta memperkenalkan juga kepada Generasi Alpha. Namun, tradisi ziarah bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang memperlihatkan kekuatan dan kekuasaan tradisi serta nilai-nilai kemanusiaan yang tercermin dalam budaya. 

Tradisi ziarah dilakukan pada hari raya Idul Fitri selepas sholat ied. Moment ini sudah dilakukan dari tahun ke tahun dalam perayaan hari raya idul fitri menjadi momen yang paling dinanti-nantikan oleh banyak orang, karena selain merupakan kewajiban agama, juga menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga besar. Ziarah dilakukan di pemakaman umum tepatnya di desa Baros, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung dengan tujuan untuk mengenang dan mendoakan para leluhur serta orang-orang yang telah meninggal. Serta, umat Islam diingatkan akan pentingnya menjaga hubungan dengan orang-orang yang telah tiada dan menumbuhkan rasa syukur atas karunia kehidupan oleh Yang Maha Kuasa. Mulai dari persiapan yang meliputi membersihkan dan merawat makam sampai pelaksanaan ziarah yang melibatkan doa-doa dan bacaan Al-Quran sehingga proses ini dilakukan dengan penuh khidmat dan kekhusyukan sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah meninggal. 

"Yang masih dijalan... nyusul nyusul ke makam mamih dan aki," ucap Wynda (38) seorang ibu rumah tangga, pada hari Rabu (10/4/24).

Tradisi ziarah pada Idul Fitri bukan sekadar ritual kosong, melainkan simbol kebersamaan dan pengingat akan pentingnya hubungan antara generasi yang telah berlalu dengan generasi yang kini hidup. Di balik keramaian perayaan, tradisi ziarah membawa kita pada introspeksi mendalam tentang arti kehidupan dan hubungan antarmanusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun