Mohon tunggu...
Majesty Victoria Jalu
Majesty Victoria Jalu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Industri Kuliner Rumahan Khas Kota Palangkaraya di Era Global

21 Desember 2020   19:10 Diperbarui: 21 Desember 2020   19:20 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Bonita Natiyoman Simanjuntak, Majesty Victoria Jalu, Putri Dian Maharani (KELOMPOK G)

(Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Semakin berkembangnya ekonomi kreatif pada era digital saat ini semakin memberikan banyak peluang bagi para usahawan. Selain peluang, perkembangan ekonomi kreatif sampai sekarang ini ternyata juga memunculkan banyak persaingan. Kesuksesan ekonomi kreatif ditentukan oleh kreativitas dan ketekunan dari masyarakat lokal yang merupakan pelaku utama ekonomi kreatif. 

Salah satu subsektor yang memberikan sumbangan terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah sektor kuliner. Beberapa antropolog juga memercayai bahwa kegiatan memasak sudah ada sejak 250 tahun yang lalu pada saat tungku pertama kali ditemukan. Seiring berjalannya waktu, teknik memasak dan variasi makanan mulai berkembang di seluruh penjuru dunia.

Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas mengenai perkembangan dan tantangan ekonomi kreatif dalam dunia kuliner, utamanya yaitu kuliner yang ada di negara Indonesia. Salah satu kuliner yang memiliki keanekaragaman yang bisa diangkat dan dikenalkan kepada masyarakat luas ialah kuliner khas daerah Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Lantas, bagaimana sih perkembangan dan tantangan kuliner khas daerah Palangka Raya?

Sebelumnya bagi yang belum mengetahui dimana sih Palangka Raya itu, jadi Kota Palangka Raya merupakan ibukota provinsi Kalimantan Tengah yang memiliki berbagai kuliner khas daerah yang sangat unik dan menggugah selera, seperti misalnya Juhu Rotan, Juhu Asem, Oseng Kalakai (Pakis), Kandas, Ikan Bakar, Wadi, Tumbuh Daun Singkong, Terong Bapapui, dan masih banyak lagi. 

Selain kuliner, Palangka Raya juga memilki cemilan atau oleh-oleh yang tidak kalah enaknya yaitu Amplang Ikan Pipih, Lempok Dahuyan, Lemang, Abon Ikan, dan lain-lain.

Nah, di Kota Palangka Raya terdapat MEFs Food & Snacks yaitu industri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang berdiri sejak tahun 2012. Industri ini merupakan industri rumahan lho. MEFs Food & Snacks merupakan singkatan dari ME and Friends.

MEFs Food & Snacks didirikan oleh 3 orang yang berasal dari Kalimantan yang memang memiliki hobi untuk mengolah makanan dan menjualnya secara online. Makanan yang mereka olah biasanya akan dipasarkan dengan sistem by order di media sosial. 

Misi mereka adalah untuk 1) meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka; 2) meningkatkan omset serta memperluas skala dari industri rumah tangga menjadi industri besar; 3) melestarikan nilai dari kekhasan kuliner daerah dengan citarasa modern dan membuka lapangan pekerjaan. 

Setelah 3 tahun usaha ini berjalan, mereka memfokuskan produksi untuk mengelola hasil perikanan. Salah satu makanan yang mereka produksi yaitu abon yang diproduksi dalam berbagai varian seperti abon dari ikan Patin, abon dari ikan Nila, abon dari ikan Haruan, abon dari ikan Tenggiri dan bahkan abon dari ikan Lele serta, mereka juga memproduksi wadi yang juga memiliki varian yakni wadi dari ikan Nila dan wadi dari ikan Patin. Usaha kuliner mereka ini juga sudah menerima ijin P-IRT pada tahun 2015.

 Di tahun 2016, seiring dengan perkembangan produksi dan daerah pemasaran, mereka membentuk kelompok untuk pengolahan makanan yang beranggotakan 11 orang. Setiap tahun usaha mereka semakin berkembang. 

Dengan kreatifitas yang tetap berbasis pada budaya dan kearifan lokal membuat MEFs Foods & Snacks ini semakin berkembang dan menyediakan berbagai inovasi makanan. 

Selain itu, mereka tidak hanya mengelola daging ikan saja, namun mereka juga turut mengelola tulang dan kulit ikan secara kreatif sehingga bisa menjadi sarana kegiatan juga untuk mengurangi limbah makanan.

Dengan demikian, MEFs Foods & Snack merupakan pelaku ekonomi kreatif yang menempatkan kreatifitas dan pengetahuan melalui pemanfaatan daging, tulang, dan kulit ikan.

Sementara itu, ada dua produk yang menjadi incaran konsumen dan yang paling banyak dibeli oleh konsumen, yaitu abon dan juga amplang. Industri kuliner MEFs ini dianggap sebagai industri kreatif di Kalimantan Tengah yang memenuhi peraturan daerah Provinsi Kalimantan Tengah No.1 Tahun 2013, karena seperti yang telah dituliskan diatas sebelumnya bahwa indistri ini dengan kreatifnya bisa mengubah tulang ikan yang biasanya dibuang atau dijadikan makanan kucing menjadi berguna dan bernilai jual.

Namun, dalam proses pengembangan industri kuliner khas Kalimantan Tengah ini masih ada beberapa kendala dan kesulitan dalam hal mendapatkan bahan baku industri. Beberapa orang akan bertanya-tanya dan ingin tahu, memangnya apa saja sih kesulitan yang mereka hadapi? 

Berikut kesulitan yang mereka hadapi, yaitu dalam hal pemasaran dan distribusi, kemasan produk yang terbatas, modal yang sedikit karena merupakan industri rumahan, dan akses informasi yang kurang sehingga proses produksi masih kurang berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Lalu, strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?

1. Strategi pertama yang dapat mereka lakukan yaitu dengan lebih mengembangkan berbagai jenis makanan khas daerah Kaliamantan Tengah menjadi lebih menarik dan unik dan juga mengikuti era saat ini, misalnya abon ikan divariasi lagi menjadi kue abon ikan atau roti abon ikan. 

2. Strategi kedua yaitu mengemas produk makanan menjadi lebih kreatif dan menarik sehingga menjadi produk makanan yang eyecatching, meskipun produk yang dijual adalah makanan tapi kemasan juga sangat penting lho. Contohnya dengan menggunakan kemasan yang eco-friendly untuk membantu mengurangi sampah plastik. 

3. Strategi ketiga yaitu dengan meningkatkan tenaga kerja yang ada agar lebih kompeten, misalnya dengan mengadakan kelas bersama. Meskipun industri ini merupakan industri rumahan namun industri ini juga dapat bersaing dengan industri makanan lainnya yang sudah lebih tinggi. 

4. Strategi keempat yaitu dengan mengembangkan industri ini menjadi lebih luas, seperti membuka reseller agar pasar tidak hanya di satu tempat saja bahkan bisa sampai ke luar Pulau Kalimantan atau mungkin menjadi go-international. 

5. Strategi kelima yaitu pemerintah juga dapat ikut membantu dengan memberikan modal tambahan untuk industri-industri rumahan seperti ini yang mempunyai potensi yang baik.

Selain strategi pengembangan dalam internal pengusaha kuliner itu sendiri, tentu dibutuhkan juga peran penting dari 3 aktor penggerak dalam triple hetlic yaitu : 

1) Pihak Akademik yang dapat dijadikan mitra dalam pengembangan produk MEFs karena dapat memberikan kontribusi dalam hal analisis pasar dan usaha;

2) Pihak Pebisnis, tentunya hal ini agar terjalin kerjasama antara sesama pebisnis terutama agar dapat saling bertukar pikiran mengenai pengembangan bisnis; 

3) Pihak Pemerintahan, ini merupakan hal yang terpenting bagi segala industri kreatif daerah karena dengan melibatkan Pemerintah maka dapat membantu industri mendapatkan bantuan-bantuan dalam pengelolaan industri baik dari segi regulasi maupun teknis pengembangan usaha.

Nah, dengan adanya MEFs Kota Palangka Raya ini juga memberikan efek multiplier yang berdampak pada masyarakat di Kalimantan Tengah, walaupun masih diperlukan pengembangan yang continue sampai usaha ini mampu menjadi produk yang dapat lebih bersaing dengan produk nasional lainnya baik dari segi packaging, cita rasa, dan keunikan yang otentik. Ini menjadi ciri khas dari ekonomi kreatif yang selalu memiliki nilai lebih dari yang lainnya.

Itulah salah satu industri kuliner khas Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang ikut menyokong ekonomi kreatif di Indonesia. Kita juga dapat ikut membantu mengembangkan industri-industri kuliner lhoo. 

Dengan menciptakan inovasi kuliner lain atau bahkan hanya dengan cukup membeli produk makanan lokal yang mereka buat dan mengenalkannya kepada lingkungan sekitar. Selain membantu industri yang mereka ciptakan, kita juga membantu perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun