Mohon tunggu...
Majesty Victoria Jalu
Majesty Victoria Jalu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Industri Kuliner Rumahan Khas Kota Palangkaraya di Era Global

21 Desember 2020   19:10 Diperbarui: 21 Desember 2020   19:20 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Di tahun 2016, seiring dengan perkembangan produksi dan daerah pemasaran, mereka membentuk kelompok untuk pengolahan makanan yang beranggotakan 11 orang. Setiap tahun usaha mereka semakin berkembang. 

Dengan kreatifitas yang tetap berbasis pada budaya dan kearifan lokal membuat MEFs Foods & Snacks ini semakin berkembang dan menyediakan berbagai inovasi makanan. 

Selain itu, mereka tidak hanya mengelola daging ikan saja, namun mereka juga turut mengelola tulang dan kulit ikan secara kreatif sehingga bisa menjadi sarana kegiatan juga untuk mengurangi limbah makanan.

Dengan demikian, MEFs Foods & Snack merupakan pelaku ekonomi kreatif yang menempatkan kreatifitas dan pengetahuan melalui pemanfaatan daging, tulang, dan kulit ikan.

Sementara itu, ada dua produk yang menjadi incaran konsumen dan yang paling banyak dibeli oleh konsumen, yaitu abon dan juga amplang. Industri kuliner MEFs ini dianggap sebagai industri kreatif di Kalimantan Tengah yang memenuhi peraturan daerah Provinsi Kalimantan Tengah No.1 Tahun 2013, karena seperti yang telah dituliskan diatas sebelumnya bahwa indistri ini dengan kreatifnya bisa mengubah tulang ikan yang biasanya dibuang atau dijadikan makanan kucing menjadi berguna dan bernilai jual.

Namun, dalam proses pengembangan industri kuliner khas Kalimantan Tengah ini masih ada beberapa kendala dan kesulitan dalam hal mendapatkan bahan baku industri. Beberapa orang akan bertanya-tanya dan ingin tahu, memangnya apa saja sih kesulitan yang mereka hadapi? 

Berikut kesulitan yang mereka hadapi, yaitu dalam hal pemasaran dan distribusi, kemasan produk yang terbatas, modal yang sedikit karena merupakan industri rumahan, dan akses informasi yang kurang sehingga proses produksi masih kurang berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Lalu, strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?

1. Strategi pertama yang dapat mereka lakukan yaitu dengan lebih mengembangkan berbagai jenis makanan khas daerah Kaliamantan Tengah menjadi lebih menarik dan unik dan juga mengikuti era saat ini, misalnya abon ikan divariasi lagi menjadi kue abon ikan atau roti abon ikan. 

2. Strategi kedua yaitu mengemas produk makanan menjadi lebih kreatif dan menarik sehingga menjadi produk makanan yang eyecatching, meskipun produk yang dijual adalah makanan tapi kemasan juga sangat penting lho. Contohnya dengan menggunakan kemasan yang eco-friendly untuk membantu mengurangi sampah plastik. 

3. Strategi ketiga yaitu dengan meningkatkan tenaga kerja yang ada agar lebih kompeten, misalnya dengan mengadakan kelas bersama. Meskipun industri ini merupakan industri rumahan namun industri ini juga dapat bersaing dengan industri makanan lainnya yang sudah lebih tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun