Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Jagung, Bikin Lidah Tergoda

1 Maret 2015   00:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:21 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425117536972349096

Nasi Jagung, Bikin Lidah Tergoda

Oleh : Majawati Oen

[caption id="attachment_370891" align="aligncenter" width="366" caption="Sebungkus nasi jagung, siap dilahap (dok.pri)"][/caption]

“Iwak peyek iwak peyek iwak peyek nasi jagung
Sampek tuwek sampek nenek trio macan tetap disanjung”

(dinyanyikan oleh Trio Macan)

Apa istimewanya nasi jagung, sampai diangkat jadi lagu? Mungkin pertimbangannya adalah nasi jagung merupakan makanan yang merakyat. Banyak orang yang tahu, pernah makan dan disukai. Sehingga mengangkat nasi jagung jadi lagu akan dengan cepat pula diterima masyarakat. Memang terjadi, lagu itu sempat jadi hits di mana-mana. Mulai dari TV, acara pernikahan sampai di panggung-panggung di pelosok.

Nasi jagung adalah salah satu kuliner khas kota Malang, walaupun nasi jagung juga dikenal pada beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ciri khas nasi jagung setiap kota bisa berbeda-beda juga. Untuk di kota Malang sendiri antar penjual juga ada sedikit perbedaannya. Nasi jagung dijual di Malang oleh pedagang-pedagang nasi di pinggir jalan di pagi hari. Biasanya bersamaan dengan menu nasi pecel. Kedua penganan ini memang enak disantap di pagi hari, sebagai sarapan.

Mengapa dipilih sebagai sarapan? Yang pertama alasannya murah dan kenyang. Sebungkus nasi jagung seharga Rp 6.000,00 sampai Rp 7.000,00 di sekitar rumah saya. Tidak perlu repot memasak, rasanya enak pula. Meskipun nasi jagung tergolong makanan tradisional yang murah, penggemarnya mulai dari golongan bawah sampai golongan atas. Mereka sudi mengantri untuk sekedar membeli 1-2 bungkus saja. Sebungkus nasi jagung terdiri dari lauk urap-urap (sayuran-sayuran, seperti kecambah, daun singkong) yang dicampur dengan parutan kelapa berbumbu, mentimun, daun kemangi, lodeh labu siam, tempe, mendol, dadar jagung, ikan asin dan rempeyek kacang atau teri. Lengkap bukan! Cukup memberi energi sampai siang hari.

Sebagian orang lebih suka makan di tempat dengan menambah segelas aqua atau segelas teh, tak sampai Rp 10.000,00 sudah kenyang. Menurut pengamatan saya, nasi jagung masih menjadi kuliner yang digandrungi masyarakat di perkotaan. Meskipun penjualnya hanya pedagang kecil yang nangkring di pinggir jalan, tetapi rata-rata selalu ramai di pagi hari. Sekitar jam 10 pagi mereka sudah bisa tutup karena dagangannya habis, Penjualnya banyak sekali hampir di sudut-sudut jalanan ada yang berjualan. Jangan dipandang remeh lho, omzetnya lumayan besar lho!

Sensasi nasi jagunglah yang membuat pembeli kembali ingin merasakan dan bukan sekedar untuk sarapan. Buktinya dari berbagai kalangan masih selalu kangen dengan nasi jagung. Makanan tradisional memang bukan sekedar enaknya dan mengenyangkan saja, tetapi kenangan akan makanan itu di lidah yang membuat penggemarnya selalu mencari dan ingin merasakan lagi. Di saat harga beras makin mahal saat ini, sebagian warga juga mulai mencampuri makanannya dengan nasi jagung. Yah ... nikmatnya juga tak kalah kok dengan nasi putih! Pintar-pintar saja mengolah menu agar tetap di suka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun