Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pelesir ke Luar Negeri, Tak Perlu Nunggu Kaya

26 April 2014   16:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelesir ke Luar Negeri, Tak Perlu Nunggu Kaya

Oleh : Majawati Oen

[caption id="attachment_321479" align="aligncenter" width="180" caption="Jalan-jalan ke Paris 2012 (dok. pribadi)"][/caption]

Siapa sih yang tidak ingin pelesir ke luar negeri? Siapapun pasti kepingin, apalagi sekarang dengan iming-iming biaya murah menjadikan orang berkesempatan untuk melakukan perjalanan. Sayang sekali kalau kesempatan ini disia-siakan! Tapi benarkah banyak orang yang keinginannya pergi ke luar negeri tercapai. Sebagian besar malah menundanya, alasannya macam-macam tetapi yang terutama adalah dana. Bagi orang yang punya uang, mau jalan-jalan ke manapun ya tidak masalah. Tetapi bukan berarti hanya orang kaya saja atau menunggu kaya yang punya kesempatan jalan-jalan ke luar negeri. Untuk jalan-jalan ke luar negeri jelas diperlukan dana yang tidak sedikit, meskipun itu dengan cara backpacker. Biaya itu meliputi : pembuatan paspor, beli tiket pesawat dan biaya penginapan, mengurus visa, transportasi selama berada di sana, biaya makan dan belanja dan lain-lain. Belum lagi selisih kurs mata uang. Semua itu ternyata tidak semurah biaya yang terpampang di iklan perjalanan. Masih ada plus-plus di sana-sini yang jumlahnya tidak sedikit.

Sesuai judul tulisan ini, apakah benar pelisir ke luar negeri, tak perlu nunggu kaya? Itulah yang saya lakukan selama ini. Ada jalan untuk bisa ke luar negeri tanpa menunggu kaya. Saya beranggapan untuk bisa menikmati keindahan sebuah negara, apalagi yang jauh dari negara kita diperlukan stamina yang kuat. Oleh sebab itu di saat tubuh masih kuat itulah kesempatan bisa jalan-jalan ke berbagai tempat dan menikmatinya serta tidak direpoti dengan kondisi yang sudah menurun termakan usia.

Passion yang Menentukan

Selama ini passionlah yang menentukan saya untuk bisa menginjakkan kaki di suatu negara. Keinginan kuat untuk dapat mengunjunginya membuat saya berburu informasi sebanyak-banyaknya tentang tempat itu. Informasi-informasi tentang keunikan dari tempat itu saya kumpulkan untuk memperkuat passion saya. Angan-angan ke sana makin terbentuk dalam pikiran saya dan makin jelas. Dengan semakin jelasnya negara tujuan yang ingin dikunjungi, maka keinginan itu bukan hanya angan-angan. Hasrat kita akan terdorong untuk bisa melaksanakan niat itu.

Menghitung Biaya

Selanjutnya mencari perkiraan biaya yang diperlukan secara lengkap, dalam arti termasuk plus-plusnya berserta cadangan biaya. Kalkulasi biaya harus dilakukan dengan detil, jangan termakan iklan akan harga tiket murah, biaya tour murah, biaya hotel murah. Harus dihitung sampai termasuk pajak dan layanannya. Harus ditentukan pula, perjalanan akan dilakukan menggunakan jasa agen perjalanan atau berangkat sendiri. Keduanya ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang terpenting dengan membuat perkiraan biaya secara detil adalah cara untuk mengukur kemampuan kita menyiapkan dana dan berapa lama dana akan terkumpul. Perlu diingat pula, keberangkatan akan dilakukan pada musim apa? Karena musim menentukan persiapan kita. Biaya kostum dan sepatu di musim dingin juga perlu mengeluarkan biaya ekstra.

Berkomitmen Menabung dengan Penalti

Setelah kalkulasi biaya dihitung, berikutnya adalah membuat komitmen untuk menyisihkan sebagian uang ditabung untuk biaya perjalanan tersebut. Saya menyiasatinya dengan cara membuka rekening di bank yang terpisah dengan tabungan saya. Saya pilih jenis tabungan dengan sistem kontrak untuk membantu saya komitmen menabung dengan tertib. Jadi misalnya diperkirakan biayanya 25 juta. Biaya akan terkumpul selama 3 tahun. Maka setiap bulan kita menabung Rp 25.000.000,00 : 36 bulan = Rp 694.444,00 Keuntungan menabung di bank dengan sistem kontrak yang berpenalti ini, kita dipaksa tertib menabung dan dapat bunga, kalau lalai membayar kena penalti. Dengan cara ini, biasanya setoran per bulan tidak sampai segitu karena dikurangi dengan bunganya. Tepat 3 tahun akan dapat kita terima uang sebesar rencana Rp 25.000.000,00 Biasanya saya justru memberi setoran Rp 700.000 per bulan, bahkan lebih kalau ada uang. Hal ini untuk jaga-jaga bila suatu saat ada hambatan keuangan, saldo yang ada cukup untuk menutup setoran, sehingga tidak sampai kena penalti. Bila uang itu tetap utuh maka tabungan itu menjadi tambahan dana perjalanan nanti, lebih untung bukan. Produk tabungan bank yang seperti ini ada yang juga menawarkan hadiah di depan, makin untung jadinya. Lumayan, bisa dapat camera, handycam, ipad, dan lain-lain. Bukankah dengan tertib menabung rencana kepergian kita semakin dekat. Menabung sendiri atau tidak terpisah dengan saldo biaya rumah tangga beresiko untuk tidak tertib dan bisa-bisa kita pakai untuk keperluan lain. Kalau kita sudah berkomitmen ada baiknya benar-benar sudah diperhitungkan bahwa dana yang ditabung tidak untuk diambil atau ada keterpaksaan sehingga di saat ada keperluan yang mendesak akhirnya putus kontrak di tengah jalan. Bisa juga menabung dalam bentuk USD, agar tidak terpengaruh fluktuasi kurs.

Cara inilah yang saya gunakan untuk mewujudkan impian saya ke luar negeri sesuai kemampuan saya tanpa memaksakan diri. Keyakinan saya untuk bisa pergi ke tempat tersebut juga makin kuat dengan berkomitmen menabung secara tertib ini. Yang terpenting perhitungan alokasi dana untuk tabungan ini benar-benar dana diluar kebutuhan bulanan.

Bagi yang berpenghasilan tidak tetap, bisa dengan cara mengambil sekian persen dari keuntungan suatu proyek kerja untuk ditabung. Tidak perlu menabung rutin setiap bulan, tetapi berkomitmen untuk menyisihkan dari hasil setiap proyek yang diterima itu yang terpenting.

Merencanakan Perjalanan

Paling tidak dalam waktu setahun sebelum keberangkatan sudah saatnya merencanakan perjalanan, seperti rute perjalanan mulai dari menentukan pilihan jasa travel, jenis transportasi dan hotel. Bila sudah bisa dipastikan waktunya tak ada salahnya memesan lebih awal. Pembuatan paspor juga perlu dilakukan, mengurus visa, membeli keperluan perjalanan seperti luggage, kamera, handycam dan pakaian bisa dilakukan sambil memanfaatkan musim diskon. Bila pergi tanpa jasa biro travel, sebaiknya juga mempelajari bahasa yang sifatnya teknis untuk memudahkan berkomunikasi di sana.

Pengajuan Visa

Setiap negara mempunyai aturan yang berbeda-beda dalam pemberian visa. Oleh sebab itu ada baiknya mencari informasi secara tepat dalam mempersiapkan dokumen dalam mengurus visa, agar tidak menemukan kesulitan yang berakibat batalnya rencana perjalanan. Satu hal yang terpenting adalah katakan apa adanya dan jujur dengan keadaan anda, hal ini sangat membantu sekali.

Menjaga Kondisi Tubuh

Semakin dekat waktu perjalanan harus bisa menjaga kondisi tubuh tetap prima. Jangan sampai rencana yang sudah matang gagal hanya karena sakit di saat akan berangkat. Begitu pula sepanjang perjalanan, siapkan obat yang sekiranya diperlukan. Jangan makan makanan pantangan selama perjalanan, karena akan menyulitkan dalam perjalanan dan kesenangan jadi berkurang. Biasanya perbedaan iklim juga mempengaruhi kondisi tubuh. Pasti tubuh perlu beradaptasi. Minum vitamin selama perjalanan akan sangat membantu.

Persiapan Akhir

Hari keberangkatan akhirnya tiba, jangan sampai ada masalah. Siapkan dokumen secara baik, kenali aturan-aturan di negara yang akan dituju, Nikmatilah perjalanan, ternyata mimpi itu jadi kenyataan karena direncanakan, dipersiapkan dan ada tindakan nyata untuk bisa mewujudkannya.

Jangan Pernah Putus Asa

Seluruh persiapan sudah matang, pernahkah terpikir bahwa rencana perjalanan kita juga bisa gagal? Itulah yang saya alami ketika permohonan visa saya ditolak. Sedih rasanya, sudah berupaya dan menggebu-gebu. Gagal! Jangan pernah putus asa, semua ada hikmahnya. Justru dengan begitu bisa belajar banyak dari kejadian itu dan selagi niat kita baik, pasti ada jalan dan kebenaran akan terbukti. Permohonan Visa Schengen saya ditolak oleh kedutaan Belanda karena ada rekayasa dari pihak biro travel dalam melaporkan kota yang akan kami kunjungi selama di Eropa. Dua tahun berikutnya saya mengajukan kembali dan mendapatkan dari Kedutaan Perancis. Memang harus melalui wawancara khusus dalam bahasa Inggris. Justru dengan kejadian itu saya mengerti banyak dan visa turun 1 hari sebelum keberangkatan. Plong.... rasanya! Berkat kegagalan itu, saya menabung lagi, sehingga rencana awal hanya akan berangkat sendirian, jadi berdua dengan putri saya. Ada hikmahnya, bukan!

Cara inilah yang saya gunakan untuk mewujudkan impian saya ke luar negeri sesuai kemampuan saya tanpa memaksakan diri. Hanya dengan mengandalkan kemampuan mengalokasikan dana dan tertib menabung. Keyakinan saya untuk bisa pergi ke tempat tersebut saya nyatakan dalam bentuk tindakan dan usaha untuk bisa mewujudkan impian itu. Kalau masalahnya hanya dana, itu bisa diatasi. Menyisihkan uang setiap bulan secara teratur itulah langkah awal untuk bisa mewujudkan impian bisa pelesir ke luar negeri.

Akhirnya, tak ada yang tak mungkin!

Passion dan komitmen akan membawa kita sampai ke tempat yang kita impikan.

Tak perlu menunggu kaya bukan......??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun