Mohon tunggu...
Majawati
Majawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Keberagaman itu indah. Mengajari untuk menghargai perbedaan, harmonisasi dan saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

2014, Indonesia Harus "Face Off"!

6 Januari 2014   08:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menapaki tangga pertama di tahun 2014 disambut dengan kenaikan harga elpiji. Naiknya bukan main, bikin ribut se-nusantara. Akankah nasib kenaikan elpiji direvisi lagi, artinya tidak jadi naik karena diprotes di sana-sini? Entahlah, masih digodok oleh para pejabat dan lembaga negara yang terkait.

Tahun baru, semua orang ingin perubahan ke arah yang lebih baik. Harapan itu menjadi surut dengan kebijakan pemerintah yang terasa menohok banyak pihak karena akan menjadi beban masyarakat luas. Kenaikan elpiji akan berdampak pada kenaikan lainnya, terutama harga makanan yang menjadi kebutuhan pokok. Industri makanan dibuat kelabakan dengan kenaikan drastis ini.

Kenaikan elpiji yang terjadi saat ini adalah salah satu dari sekian hal lain yang menunjukkan wajah murung Indonesia. Kebijakan pemerintah membuat rakyat terkaget-kaget, emosinya mudah meledak dalam sekejap. Sementara sosialisasinya tidak dapat dipahami oleh rakyat. Tidak masalah kalau sebuah kebijakan adalah sebuah solusi pemerintah yang bisa dipahami dan dimengerti oleh rakyat dan didukung. Akan tetapi sudah beberapa kali terbukti sebuah kebijakan harus direvisi dan direvisi lagi, dan ternyata kalau  ada desakan dari rakyat  yang gagah berani turun ke jalan dan disertai tindakan anarkis untuk membuat "gamang hati" para pembuat kebijakan. Rakyat menjadi punya cara untuk menggugat kebijakan itu. Rakyat jadi berpikir bahwa kebijakan pemerintah bisa ditawar. Rakyat juga bingung karena ternyata kebijakan bisa digoyang. Haruskah hal ini akan terus berlangsung di tahun 2014. Pola lama yang selalu terjadi lagi dan lagi disertai korban jiwa, pengerusakan dan merusak mental rakyat negeri ini.

2014, Indonesia diharapkan tampil dengan Wajah Baru. Kami rakyat Indonesia rindu dengan wajah Indonesia yang lebih menjanjikan. Wajah Indonesia tanpa topeng. Yang menampilkan wajah aslinya dan tutur kata yang lebih mudah dicerna oleh rakyat. Indonesia adalah negara  yang diakui oleh dunia sebagai bangsa yang besar, kaya dan berbudaya. Semua itu menjadi berubah karena wajahnya sudah coreng-moreng dengan banyaknya kesalahan pengelolaan dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi karena kurangnya pengawasan. Aneh juga kalau korupsi bisa terjadi serentak di berbagai daerah yang melibatkan para pejabat pemerintah. Hal ini menunjukkan sistem pemerintahan di Indonesia mudah dikorup dan pengawasannya lemah. Wajah Indonesia jadi kedodoran dan bentuknya tak manis lagi. Bedak tebal dan coretan make up menjadikannya seolah tampak cantik dari kejauhan saja. Ketika didekati wajah itu nampak penuh beban, penuh coretan untuk menutupi guratan ketuaan. Banyak tambalan di sana-sini untuk menutupi keburukan sesungguhnya.

Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden di tahun 2014 menjadi harapan akan tampilnya tokoh-tokoh negarawan yang mampu merombak tatanan di negeri ini. Indonesia harus "face off" ! Walaupun politik uang masih akan terjadi, dimana caleg anggota DPR dikuasai oleh orang kaya yang punya modal untuk bisa membeli kursi DPR tetapi bukan berarti sekaligus mampu menelurkan kebijakan yang tepat. Kekayaan mereka juga bukan jaminan mereka tak butuh uang lagi, karena justru suara mereka dimanfaatkan untuk mendapat uang suap. Oleh sebab itu rakyat harus jeli dan peduli untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Mengenali para caleg  jangan hanya dari iklan gambar mereka yang tampak gagah dan berwibawa. Jumlah caleg di kartu pemilih saat ini memang membingungkan karena jumlahnya yang begitu banyak, sementara kiprah mereka kita tak banyak tahu. Tetapi saat ini Indonesia membutuhkan para anggota legislatif yang dapat membuat undang-undang yang dapat mendukung pengelolaan negara ke arah yang lebih baik. Mau apa lagi, saat ini hanya itu pilihan kita. Hasil pemilu akan menentukan masa depan bangsa 5 tahun ke depan. Oleh karena itu jangan asal pilih atau golput, karena itu  adalah bentuk tidak bertanggung jawab sebagai warga negara.

Begitu pula dengan presiden terpilih. Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang mau bekerja untuk membenahi negeri ini dan sanggup mengelola negara. Mau mengubah negeri ini dengan aturan-aturan yang mendidik warga negaranya agar menjadi masyarakat yang peduli pada masa depan bangsanya. Saat ini rakyat kita dibuat menjadi egois, berbagai komunitas mati-matian membela kepentingannya masing-masing, tak peduli langkah itu tepat atau tidak, yang penting ramai dulu se-nusantara untuk menggerakkan massa agar bisa mengubah kebijakan atau menggolkan kepentingannya. Indonesia butuh pemimpin yang bisa mengkomunikasikan kebijakannya dan dapat menggerakkan rakyat untuk bisa mendukung kebijakannya yang memang dengan jelas dan terstruktur dapat  menjadikan negara ini menjadi lebih sejahtera. Pemimpin dan jajarannya yang dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran, dipikirkan secara matang dan tidak gonta-ganti. Pilihan kita sangat menentukan nasib bangsa ini 5 tahun ke depan. Memang pesimisme sudah menggerogoti sebagian orang dengan tak peduli dan tak berpartisipasi dalam pemilu. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya suara golput pada saat pilkada. Nyoblos tidak nyoblos sama saja, tetap ruwet.  Tetapi sebagai warga negara yang peduli pada masa depan bangsa tentunya harus optimis dan tidak mengabaikan kesempatan memilih sosok presiden yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah kebangsaan.

Wajah baru Indonesia di tahun 2014 juga harus disambut rakyat dengan sebuah titik kesadaran yang lebih tinggi. Rakyat harus belajar untuk menjadi mandiri, tidak manja dan tidak suka mengeluh. 2014 sudah dibuka dengan kenaikan elpiji artinya pasti akan diikuti kenaikan-kenaikan harga yang lain. Kebijakan-kebijakan yang mungkin menyulitkan kehidupan kita, oleh karena ini harus mendorong kita semua untuk tetap optimis, tidak mudah menyerah pada keadaan. Harus selalu siap dengan cadangan strategi dalam menghadapi kendala zaman. Berpikir jernih dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan bukan sekedar mengikuti kesenangan dan kemudahan yang ditawarkan. Harus sanggup mengendalikan diri dari godaan-godaan tawaran produk-produk yang mendorong kita bersikap komsumtif. Harus membuat kita  cepat dan tepat bertindak. Hidup yang makin sulit memaksa kita untuk selalu berusaha dan tekun dalam bekerja. Pengendalian diri dan sabar juga harus menjadi sikap yang harus dikembangkan di sepanjang tahun ini.

Kabar baik juga menyertai awal tahun 2014 yang menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia akan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah dengan diluncurkannya program BPJS, semoga program ini menuai manfaat dan dapat terlaksana sesuai aturannya. Semoga saja program-program lain sejenis ini akan diluncurkan pemerintah demi menyejahterakan rakyatnya.

Selamat datang 2014, semoga Indonesia lebih sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun