Mohon tunggu...
Abdul Susila
Abdul Susila Mohon Tunggu... Editor - Fanatik timnas Indonesia, pengagum Persija, pecinta sepak bola nasional

anak kampung sungai buaya yang tak punya apa-apa di jakarta selain teman dan keinginan untuk .....

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Timnas Sepak Bola Indonesia Tak Pernah Tampil Lagi di Olimpiade?

28 Juli 2016   06:09 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:57 3762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ASIOP Apacinti saat diarak bus terbuka di Swedia)

Kapan tim sepak bola Indonesia tampil di Olimpiade? Pernah, satu kali, yakni pada tahun 1956 di Australia. Saat itu timnas Indonesia melaju hingga babak delapan besar, kemudian takluk dari Uni Soviet, yang kemudian meraih medali emas. 

Setelah 56, Indonesia tak pernah lagi mengirim kontingen ke pesta olahraga seluruh dunia itu. Indonesia pernah hampi lolos ke Olimpiade, tepatnya pada 1986, tetapi urung karena takluk dari Korea Selatan di fase akhir zona Asia. Indonesia takluk 0-2 saat tampil di Seoul dan menyerah 1-4 saat main di Senayan. 

Tetapi dua kisah di atas terjadi saat regulasi di Olimpiade tak memberi batasan umur. Sejak 1992, IOC (International Olympic Committee) membuat peraturan tim sepak bola yang tampil wajib di bawah 23 tahun. Boleh ada pemain di atas usia tersebut, tetapi maksimal hanya tiga pemain saja. 

Menembus Olimpiade memang tak mudah. Dari 201 negera yang ambil bagian di Olimpiade, hanya 16 negara saja yang bisa tampil di cabang olahraga sepak bola. Eropa berhak mengirim empat negara, Asia dan Afrika masing-masing tiga negara, Amerika Selatan dan Amerika Utara masing masing-masing dua setengah atau cuma lima tim, sedang Oceania hanya satu tim saja. 

Saat sebuah negara tak mempersiapkan tim usia muda dengan baik, niscaya Olimpiade tak akan pernah digapai. Bagi Indonesia, agar bisa mengirim kontingen sepak bola ke Olimpiade, Indonesia minimal harus bisa masuk sebagai semifinalis Piala Asia U-23. Untuk mencapai titik ini pun tak mudah. 

Pertama, Indonesia harus bisa keluar sebagai juara grup terlebih dahulu pada babak kualifikasi. Jika lolos, tim harus berjuang lagi pada putaran final Piala Asia U-23, minimal meraih peringkat ketiga. Finalis ditambah peringkat ketiga Piala Asia U-23 inilah yang akan tampil di Olimpiade mewakili Asia. 

Tahun 2015 lalu, timnas Indonesia yang saat itu ditangani Aji Santoso tak bisa berbicara banyak. Indonesia hanya jadi runner up Grup H di bawah Korea Selatan pada babak kualifikasi. Indonesia juga gagal meraih predikat lima runner up terbaik karena kalah jumlah mencetak gol dari Uzbekistan, Yaman, dan Vietnam. 

Pertanyaanya, mungkinkah timnas Indonesia tampil di Olimpiade berikutnya pada 2020 mendatang? Mungkin, jika proses menuju ajang tersebut sudah dilakukan sejak sekarang. Timnas Indonesia U-19 dan timnas Indonesia U-16 adalah akarnya. 

(Egi Maulana saat menerima plakat pemain terbaik Gothia Cup 2016)
(Egi Maulana saat menerima plakat pemain terbaik Gothia Cup 2016)
Sayang, tahun ini Indonesia tak membentuk timnas U-16. Timnas Indonesia U-19 memang dipersiapkan untuk mengikuti ajang Piala AFF U-19 2016, tetapi prosesnya sangat lamban. Satu bulan jelang kejuaraan, pelatih baru dipilihdan seleksi pemain dilakukan dengan sistem kebut semalam. 

Berespektasi tinggi dengan timnas Indonesia U-19 yang kini ditangani Eduard Tjong ini, kiranya belum layak. Sebaliknya, usai AFF U-19 2016, PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia harus mempersiapkan tim untuk Piala AFF U-19 2017. Tim ini nantinya bisa jadi kekuatan untuk agenda yang lebih besar, Asian Games 2018. 

Saat keseriusan dilakukan sejak dini, tak hanya Piala AFF, Piala Asia, SEA Games, Asian Games, tetapi juga Olimpiade mungkin digapai. Apa yang ditorehkan ASIOP Apacinti di Piala Dunia Usia Muda Gothia Cup 2016 dengan meraih gelar juara kategori Boys 15 adalah salah satu buktinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun