"TIDAK mendapat izin kepolisian." Itu narasi yang dibangun. Aman. Sangat aman. Siapa yang berani melawan polisi? Siapa yang ingin menggugat polisi? Padahal, inilah yang jadi penghambat industri sepak bola di Indonesia.
Alih-alih memastikan industri ini berjalan sesuai ketentuan, polisi malah menghambat. Ya, menghambat. Akibat tak keluarnya izin pertandingan, kompetisi jadi semakin berantakan. Padahal, apa yang tak bisa diamankan polisi? Masih ingat final Piala Presiden 2015? Itu sudah. Itu sinergi. Itu yang benar. Tetapi itu anomali.
Tetapi tulisan ini tak ingin memonopoli isu lemahnya kuasa polisi. Ya, polisi ternyata lemah, untuk mengamankan pertandingan sepak bola, yang karena itu mereka dibayar, tidak bisa. Percuma rasa-rasanya polisi itu dilatih dan dipersenjatai. Ah, soal polisi, sudah kiranya sampai di sini.
Perlu diingat, saya menulis ini setelah menonton Rochy Putiray. Saat gundah dan kecewa, melihat Rochy bicara pasti terbakar. Sebab, ia melahirkan kata-kata skeptis. Skeptis ya, bukan apatis. Dalam dunia jurnalistik, skeptis itu ideologi. Â
+++
Pertandingan Persib melawan Arema FC di Stadion Si Jalak Harupat, Sorean, Kabupaten Bandung pada 28 September, dipastikan ditunda pada 27 September. Satu hari menjelang pertandingan. Alasannya, situasi sedang tidak kondusif karena ada sejumlah aksi atau demonstrasi.
Ini pukulan berat bagi Persib. Sebab, tim asuhan Robert Rene Albert itu sedang dalam performa meyakinkan. Selain baru meraih kemenangan, hanya dua pemain Pangeran Biru yang berhalangan tampil: Gozali Siregar dan Ezteban Vizcarra. Istilah kasarnya, sok tau seperti dukun, Persib niscaya menang dalam laga tersebut.
Pede banget? Mari kita bedah. Dalam laga ini, Arema tak akan diperkuat sejumlah pilar. Arthur Cunha da Rocha, Dedik Setiawan, dan Johan Ahamd Alfarizi, dipastikan absen karena dibelit cedera. Sedangkan kapten Hamka Hamzah dan Agil Munawar absen karena akumulasi kartu kuning.
Arema tanpa Hamka dan Arthur? Jadi peyek pastinya.
Manajer Persib Umuh Muchtar sampai melobi Kapolda Jawa Barat agar laga ini tetap bisa digelar. Namun, upaya itu tak membuahkan hasil. Nihil. Logikanya nih, ya logika orang awam, jika alasannya demi keamanan, pertandingan tetap bisa dilangsungkan dengan tanpa penonton. Bukan menunda.