Mungkin kita semua masih ingat masalah kenaikan BBM dari zaman Megawati yang akhirnya melengserkan Megawati dan diambil alih oleh zaman SBY (apabila tidak gampang melupakan masalah, karena Rakyat Indonesia sangat terkenal dengan mudahnya melupakan masalah), apalagi kalau bukan karena isu kenaikan BBM yang ditolak oleh seluruh Rakyat Indonesia, serta akhirnya membuat saya memilih SBY karena janji-janjinya tentang penanganan bangsa yang tidak akan menaikkan BBM, banyak tekhnik dan strategi dari SBY dari mulai memaksimalkan Sumber Daya Alam kita yang menurut beliau sangat besar dan mampu mensejahterakan seluruh Rakyat Indonesia tanpa harus menaikkan BBM, alternatif lainnya dengan membereskan dan membuat Indonesia bebas dari korupsi sehingga keuangan negara akan sehat dan sangat mampu menanggulangi kemiskinan, dan beberapa janji penanganan bidang lainnya yang intinya akan membuat masyarakat "sejahtera secara materi".
Namun apabila dilihat kenyataannya semua hanya sedikit sekali yang diwujudkan, implementasi kepada Rakyatnya kurang (untuk tidak mengatakan tidak terasa kepada rakyat kecil, bahkan banyak yang bilang lebih baik dizaman Suharto), entah mungkin karena merasa tidak diawasi lagi oleh Rakyat, atau karena merasa sudah berhasil "mengatasi kemiskinan" seperti janji-janjinya dahulu saat masih berkampanye sebelum menjadi Presiden RI, namun saat ini tampaknya sudah tidak mampu lagi memberikan perasaan "berkecukupan" bagi Rakyat miskin.
Padahal kita semua yang bodoh saja sudah tahu kalau masa mendekati Puasa harga akan semakin naik, ditambah pula kenaikan susulan ketika mendekati Lebaran, itu semua akan semakin membuat kenaikan BBM seperti mendapatkan momentum "monsternya" yang siap memakan mentah-mentah Rakyat miskin, kitapun yang berada dikalangan menengah atas, mungkin tidak akan terlalu menerima imbasnya secara langsung, mungkin hanya perlu menaikkan ongkos BBM sekitar 500rb - 1jt rupiah setiap bulan diatas biaya BBM normal yang kita keluarkan biasanya sebelum kenaikan BBM ini, tergantung jauh dekatnya tugas-tugas kerjaan dan jauh dekatnya rencana liburan di hari minggu.
Saya pernah membahas masalah BBM ini disini --> kwik-kian-gie-berbicara-tentang-bbm kemudian banyak sekali berbagai macam tanggapan, baik yang pro ataupun kontra, bahkan ada yang mengatakan bahwa saya kroni dari KKG, namun semuanya itu saya tanggapi dengan baik dengan tujuan agar sayapun mendapatkan pencerahan dan pengetahuan dari berbagai pihak.
Kesimpulannya, dizaman keterbukaan semacam demokrasi semacam ini sudah selayaknya SBY terbuka untuk berbicara dengan rakyatnya, baik rakyat yang pintar dibidangnya maupun Rakyat yang ingin tahu apa asal mulanya ada keinginan untuk dinaikkan, bukalah secara transparan dengan debat dan diskusi seperti dahulu waktu kampanye, kalau tidak menguasai bidangnya, mintalah para tenaga ahli dibidangnya untuk menyiapkan data dalam debat tersebut, tujuannya bukan untuk menang-menangan, namun untuk diketahui publik secara pasti kendala yang sedang dihadapi pemerintah, karena SBY dahulu sewaktu ingin mencari dukungan dari rakyatnya pun berjanji untuk bersama-sama membangun bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H