Serasa sudah tidak memiliki kesempatan, kekuatan serta kekuasaan lagi untuk Negara tercinta Republik indonesia, untuk menghilangkan, memusnahkan dan memberantas Korupsi beserta para Koruptor dan calon Koruptor yang akan segera diwisuda akhir bulan september ini, bagaimana mungkin hal-hal yang sangat mudah untuk dilakukan dan dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat seperti pemberantasan Korupsi ini, bisa menjadi sesuatu hal yang tidak dapat dilakukan dengan segera, menyeluruh, dan tanpa pandang harta serta jabatan apapun
Inilah tandanya, negara Indonesia akan terkena musibah, bencana dan kesengsaraan yang tidak akan habis dalam 100 tahun kedepan, walaupun memang semua hal tersebut diatas memang sudah terjadi, dari mulai bencana tsunami, gempa bumi disemua wilayah di Indonesia, namun hal tersebut memang tidak akan berhenti dan dihentikan oleh TUHAN, hingga Indonesia akan menjadi benar-benar sengsara lahir dan batin, tidak pandang bulu apakah dia orang terkaya ataupun orang termiskin di Indonesia, mengapa mendapatkan kesengsaraan, karena secara psikologis, para koruptor tidak mendapatkan ketenangan hati dan batin terdalam didalam menghadapi kehidupannya, walaupun secara materi dan kekayaan, mereka dapat membeli apapun, sedangkan orang terkaya sudah melupakan memberi sebagian hartanya kepada orang miskin, sehingga hatinya kosong dan hampa, walaupun dapat membeli semua barang dan jasa yang diinginkannya di Dunia, apalagi orang miskin yang tidak dapat merasakan kebahagiaan sempurna karena perutnya sering kelaparan
Apakah ini bukan saatnya dan momentum yang paling tepat, agar kita semua kembali mengingat kebahagiaan sejati didapatkan dari saling berbagi kepada orang tua, saudara, kerabat, sahabat, teman dan semua orang yang membutuhkan bantuan, tidakkah kita sadar bahwa kebahagiaan didapat dengan cara yang sangat mudah, yaitu dimana kita bisa selalu bersyukur atas apapun yang setiap hari kita dapatkan, apabila ada kelebihan dapat berbagi dengan sesama seperti prioritas yang disebut diatas, bahwa kebahagiaan dapat diwujudkan dengan saling mengingatkan dan mengatakan bahwa yang salah harus dijauhi, serta yang benar harus diwujudkan setiap hari dalam kegiatan hidup sehari-hari
Apalagi yang kita tunggu dan kita nantikan, apakah kita akan melakukan kebaikan apabila diturunkan kembali Nabi ataupun Rasul kemuka bumi ini, dikala kita sudah tahu bahwa tidak akan ada lagi yang turun kebumi, dikala kita semua sudah mengerti, pintar dan cerdas untuk memutuskan dan menentukan suatu kebaikan atau kejahatan, minimal hati kita bisa merasakan semua hal yang baik ataupun yang buruk, seperti kita mengenali orang tua kita sendiri
Apakah kita menunggu agar TUHAN merubah keadaan kita, dengan semua sikap, sifat, tindakan dan tingkah laku kita sehari-hari, tanpa mau merubah egoisme dan kesombongan yang selama ini kita miliki, atau apakah kita ingin dirubah keadaan Negaranya dengan tetap melakukan hal yang sama dengan bertahun-tahun yang lalu, pertanyaannya apakah mungkin keadaan dan kondisi kita berubah, tanpa kita mau merubahnya sendiri dengan sungguh-sungguh dan serius ingin berubah kearah yang lebih damai, sejahtera, aman, tenteram, serta kebijaksanaan yang matang dan dewasa, terutama menuju keadilan dan kecukupan dalam bidang materi / harta untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kecukupan kebutuhan primer, sekunder dan tertier / lux tanpa berlebihan
Apalagi yang kita tunggu, apakah kita menunggu bang toyib pulang?, padahal kita tahu bahwa dia sudah tidak pulang beberapa kali puasa dan lebaran, apakah kita tetap menunggu keajaiban yang lain, sehingga kita tetap saja tidak mau bertindak dengan niat untuk memperbaiki keadaan yang sudah sangat diluar batas toleransi yang bisa kita berikan, apakah kita akan biarkan hal ini terjadi lagi, hingga akhirnya kita tidak bisa lagi keluar dari "lingkaran setan korupsi", lantas apa yang kita harapkan dengan harapan hilangnya korupsi beserta aktor "Raja Koruptornya", siapakah "Raja Koruptor" tersebut, saya tidak punya jawabannya secara tuntas, karena rata-rata "Raja-Raja Koruptor" kebanyakan dilakukan oleh orang yang seharusnya memberantas dan menghabisi korupsi di Indonesia ini
Bagaimana mungkin Indonesia bisa memberantas Korupsi apabila ternyata tinggal sedikit saja "pemberantas koruptor" yang tersisa disemua penegakan keadilan dan apakah yang akan terjadi apabila pemberi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, justru adalah "Raja-Raja Koruptor" itu sendiri, lantas apakah yang harus dilakukan lagi agar korupsi beserta seluruh aktor "Koruptornya" dapat dimusnahkan dari Negeri tercinta Indonesia ini, adakah resep ajaib yang dapat kita gunakan agar seluruh masalah korupsi ini bisa tuntas dengan cepat, tepat, cerdas dan cermat ??? Apakah rekan-rekan memiliki jawabannya ???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H