Mohon tunggu...
Maizul Ackbar
Maizul Ackbar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Nice smile, patience, good looking, wise & mature, like music, hobbies : singing, swimming, working, fun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nazarudin, Nasibmu Malang Sekali!!!

12 Agustus 2011   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:51 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_124927" align="alignleft" width="400" caption="Kepedihan didepan mata"][/caption] Sudah 14 jam keberangkatanmu dari El-dorado menuju Indonesia, tumpah darahmu dan sebagai ibu pertiwi tempatmu lahir, atau mungkin juga tempatmu meninggal dunia. Namun kemalanganmu sepertinya sudah ada didepan mata, karena engkau sudah ditinggalkan teman-teman seperjuanganmu, hal itu karena berkaitan dengan kurang lihainya engkau bermain mata dengan Janedri di Mahkamah Konstitutional. Sehingga engkau dianggap memang pantas untuk menjadi "tumbal" daripada kemenyan yang engkau bakar sendiri, kenapa engkau dianggap pantas menanggungnya sendiri, karena komitmenmu untuk selalu "bermain cantik" tidak engkau jalankan dan patuhi dengan serius, engkau terlalu kasar dan buruk dalam "bermain api" sehingga penjara yang dingin tanpa teman seperjuangan adalah resiko yang wajib engkau tanggung sendiri, tanpa harus membawa-bawa teman-temanmu yang "bermain cantik", dengan sesekali menghilangkan bukti telah bermain-main dengan sicantik Sekarang engkau ingin mengajak teman-teman seperjuanganmu untuk ikut serta menanggung kesalahan tindakan sembrono yang telah engkau lakukan, janganlah bermimpi mereka semua akan membelamu, serta ikut serta menanggung penderitaan yang akan engkau alami sendiri, walaupun engkau memang bekerja sama, bersinergi dan berjamaah bersama teman-teman seperjuanganmu, jangan harap mereka akan membiarkanmu bebas berbicara, atau jangan harap ucapan dan omongan serta "halusinasimu" akan didengar oleh kepolisian yang menanganimu, kejaksaan yang memperkarakanmu, hakim yang akan mengambil keputusan bersalahmu, ataupun KPK yang akan mengusutmu, jangan sekali-kali bermimpi, karena engkau hanya akan menemukan kepedihan yang sangat sakit sekali Terima saja nasibmu, sama seperti yang dialami oleh Susno Duadji, serta yang terbaru adalah Gayus Tambunan, jangankan mereka yang sudah disebutkan diatas, bahkan Antasari Azhar saja tidak berkutik dengan rekayasa dan kejahatan berjamaah untuk "mengkambing hitamkan" dirinya, yang akhirnya memenjarakan beliau yang memang dijadikan target utama, dan target khusus yang pertama kali harus dilenyapkan dari dunia bebas, sudahlah menyerahlah dan terima saja nasib malangmu yang segera akan terjadi, serta jangan berharap sedikitpun untuk bisa bebas berbicara dan didengar semua ucapanmu, apalagi engkau sudah dinilai sering sekali berbohong dan bukannya sekali atau dua kali, namun berkali-kali, maka engkau hanya akan dianggap sebagai "pembohong besar" Aku mengerti beban penderitaanmu, secara sadar aku menyatakan simpati dan empatinya atas kejadian yang akan menimpa dirimu, namun apa mau dikata lagi, engkaupun sudah tahu nasib apa yang akan kau alami dan rasakan, apapun yang terjadi engkau adalah koruptor, minimal pembantu bos koruptor, kalau memang engkau berjuang sekuat tenaga untuk membongkar semua teman-teman ataupun bos koruptormu yang sebenarnya, maka bawalah semua bukti, dari yang kecil hingga yang besar yang memang dapat membuktikan semua ucapanmu yang akan bercampur antara kebenaran dan kebohongan yang akan engkau ungkapkan Mungkin saja saya dan seluruh rakyat Indonesia akan berusaha untuk membelamu asalkan engkau berani untuk menghadapi "kematian" kecilmu, atau bisa saja kami semua selaku rakyat Indonesia akan mendukungmu sepernuh hati, seperti jaman dahulu  dimana kami berhasil membela bibit dan chandra hamzah untuk lolos dari hukumanmu, atau minimal kami akan menguatkan dirimu untuk mampu melewati kepedihan yang akan engkau alami, dengan syarat asalkan engkau benar-benar akan berjuang dengan diri dan jiwamu, untuk menggunakan momentum ini sebagai ajang mendapatkan simpati dan empati masyarakat Indonesia, maka atas prestasimu yang akan membongkar "kerajaan koruptor di Indonesia", kami akan berdiri menjadi tamengmu Pertanyaannya apakah engkau sanggup untuk menanggung kepedihan  dan kemalangan yang akan engkau hadapi dalam beberapa bulan kedepan ini, dikala semua teman-teman seperjuanganmu akan mengirimkanmu ke "Neraka" Semoga engkau sanggup.....kawan.....bertahanlah dan berjuangalah, kami akan mengawasi dan memantau semua tindak tandukmu kawan, berbuatlah yang terbaik buat nusa dan bangsamu yang sedang "sakit" ini, obat itu pasti pahit kawan.... namun yakinlah ia akan menyembuhkanmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun