Indonesia adalah negara dengan tingkat populasi terbesar ke-4 di dunia. Dengan populasi yang banyak inilah Indonesia juga sangat membutuhkan sumber energi yang besar guna mengayomi masyarakat untuk kehidupan mereka sehari-hari.Â
Energi listrik yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk menerangi jalan, rumah, kemajuan peralatan elektronik, dan untuk menerangi anak-anak saat belajar dirumah.Â
Namun pendistribusian sumber energi di indonesia belum merata dikarenakan indonesia merupakan negara kepulauan, hanya kota-kota besar saja yang sudah mendapatkan sumber energi listrik yang memadai, sedangkan daerah pedalaman belum mendapatkan fasilitas seperti di kota besar, sehingga banyak juga daerah-daerah yang dilakukan pemadaman listrik secara bergilir sampai berimbas kepada anak-anak sekolah yang belajar saat malam hanya ditemani oleh lampu teplok.
Dengan masalah pendistribusiansumber energi ini, indonesia juga masih sangat bergantung pada sumber energi alam terutama fosil. Namun sumber energi fosil ini tidak selamanya tersedia dan jika diambil terus menerus maka akan habis.Â
Kita sebagai masyarakat indonesia harus bisa berfikir kreatif dan inovatif untuk mengembangkan sumber daya alternatif sehingga indonesia tidak bergantung dengan energi dari fosil.Â
Kita bisa mengembangkan energi alternatif ini dengan tanaman bambu. Tanaman bambu adalah tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia terutama di pedesaan, di desa tanaman bambu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan papan, sandang, pangan, bahan industri, dan bahan kerajinan yang bisa menambah ekonomi warga desa. Namun belum banyak yang tahu jika tanaman bambu ini juga bisa diolah sehingga menghasilkan energi listrik.
Cara untuk mengolah bambu menjadi energi listrik yaitu dengan melalui proses gasifikasi. Masyarakat juga bisa berperan sbagai produsen bambu dan memberikannya kepada Clean Power Indonesia sebagai pengolah untuk diubah menjadi energi listrik melalui proses gasifikasi dan menyalurkannya kepada PLN sebagai penyedia dan mendistribusikan energi listrik kepada masyarakat.Â
Jika dibandingkan dengan diesel, penggunaan limbah bambu jauh lebih ekonomis dan mampu membantu di daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pembangkit listrik besar.Â
Dengan diesel biaya yang dkeluarkan adalah Rp. 4000/kwh sedangkan penggunaan limbah bambu biaya listriknya hanya Rp 2000/kwh. Sistem ini sangat dapat dterapkan dimana saja di indonesia dan menjadi solusi untuk penyediaan listrik di daerah pedalaman yang tidak terjangkau pembangkit listrik besar serta mengurangi dampak negatif biaya APBN dan APBD di Indonesia.
Tanaman bambu juga bisa mengkonsumsi karbon dioksida 4x lebih cepat dan menghasilkan oksigen 35% lebih banyak dari tanaman lain, selain itu bambu juga bisa digunakan untuk pencegahan erosi.Â
Sisa proses limbah bambu dari mesin pembangkit atau yang bisa disebut arang alami dapat digunakan sebagai pupuk untuk membantu perkembangbiakan bambu.Â