Mohon tunggu...
Maisya Ayyasy
Maisya Ayyasy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @mey_syaa

MAHASISWI KKN TEMATIK UNISNU JEPARA 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Sikap Toleransi dengan Dasar Nilai Pancasila

17 Januari 2022   12:08 Diperbarui: 17 Januari 2022   12:13 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                Menumbuhkan Sikap Toleransi Dengan Dasar Nilai Pancasila

            Bangsa indonesia merupakan bangsa majemuk yang artinya terdiri dari berbagai budaya,  suku dan agama. Hal itu menjadi keunikan Bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara ada yang harus dijadikan dasar yaitu dengan menjalin kerukunan antar umat. Dengan mewujudkan kerukunan, tentunya bisa menjaga keutuhan dan menghindari permusuhan antar umat.

            Agama bisa menjadi masalah yang sensitif dan dapat membuat masyarakat menimbulkan perpecah belahan dan permusuhan yang berujung pada masalah dan pertikaian yang berkepanjangan. Sudah banyak contoh dari negara-negara luar yang muncul konflik disebabkan dari  perselisihan  oleh isu agama yang tidak bisa ditangani dengan baik, antara lain seperti konflik antara Palestina dengan Israel yang sampai sekarang belum damai, muncul kelompok ISIS di Syuriah dan berbagai negara Arab lainnya, muncul kelompok teroris yang mengatasnamakan agama serta masih banyak konflik- konflik agama lainnya.

            Bukan hanya di luar, dalam indonesia sendiri juga ada perselisihan yang menggunakan isu-isu agama. Seperti contoh konflik agama di Kota Ambon Maluku  dan ada juga di Poso Sulawesi Tengah. Dan yang terbaru akhir-akhir ini ada konflik penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama di berbagai daerah. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani dengan sigap dan tegas oleh aparat keamanan maka dikhawatirkan masyarakat bisa terpengaruh dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah Indonesia.

            Untuk mengatasi konflik-konflik yang terkait dengan kerukunan umat beragama di Indonesia , maka seluruh komponen masyarakat, tokoh beragama sampai pemerintah ikut berperan dan berupaya bekerja  sama menciptakan kerukunan antar umat. Perbedaan agama yang ada di Indonesia tidak boleh menjadi hambatan untuk mewujudkan  kehidupan yang rukun dan damai. Kerukunan antar umat harus mengutamakan  semangat kebersamaan, teteap sling menghormati persamaan hak dan kewajiban dan menghargai perbedaan pendapat dalam berkeyakinan yang telag dijamin oleh UUD 1945 Pasal 29 Tentang  Kebebasan Beragama. Negara dalam hal ini menjamin dan melindungi kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing.

            Dengan mewujudkan kerukunan umat di Indonesia tentunya harus sesuai dengan prinsip dasar nilai pancasila. Karena pancasila yang menjadi landasan hidup  berbangsa dan bernegara di Indonesia. Di dalam pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung didalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena pancasila merupakan perjuangan dari leluhur-leluhur kita untuk membangun keutuhan negara Indonesia ini.

 

            Untuk menjalani kehidupan bermasyarakat beragam kita bisa mengambil nilai pancasila sila pertama yaitu nilai ketuhanan yang berarti bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa atheis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan memilih agama, menghormati keberadaan dan kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama. Ada enam agama yang resmi diakui di Indonesia yaitu Islam,Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Namun kepercayaan animisme yaitu menyembah roh nenek moyang dan dinamisme yaitu memercayai pada suatu benda yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual juga masih ditemukan di beberapa kalangan tertentu. Karena kepercayaan tersebut sudah ada dari zaman dahulu.

            Sikap toleransi tentunya harus kita tanamkan sejak dini. Toleransi secara bahasa ialah tenggang rasa. Secara istilah, toleransi ialah sikap menghormati dan menghargai perbedaan antar indvidu maupun kelompok. Mempunyai sikap toleransi bukan hanya diterapkan untuk umat agama lain, namun kepada sesama agama pun diharuskan toleran. Karena biasanya dalam suatu agma juga ada konflik-konflik yang timbul dari perbedaan pendapat.

            Untuk membangun sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia setidaknya ada beberapa tindakan yang bisa kita lakukan yaitu, Pertama, mengembangkan sikap saling menghargai dan menerima perbedaan. Kedua, menghormati kesetaraan antara pemeluk agama satu dengan yang lainnya dan memahami bahwa semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Ketiga, sesama warga negara harus melindungi dan menjaga dengan tidak memandang  agama yang dianut. Agama mayoritas tidak boleh semena-mena terhadap minoritas. Begitu juga sebaliknya sehingga akan terwujud sikap saling tolong menolong, kerjasama dan gotong royong yang tulus untuk membangun demi kemajuan  bangsa dan negara Indonesia. Keempat, dalam kehidupan berpolitik hendaknya elit politik tidak memanfaatkan isu agma untuk kepentingan kelompoknya, seharusnya memberi program-program membangun yang dapat diterima oleh masyarakat.

            Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi konflik antar umat beragama. Berbagai kebijakan telah diterbitkan untuk membenahi keadaan. Berbagai rambu peraturan telah disahkan agar meminimalisir konflik-konflik kepentingan antar umat beragama. Seluruh peraturan pemerintah yang membahas tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Mencakup pada empat pokok masalah, yakni sebagai berikut.

  •  Pendirian Rumah Ibadah.
  • Penyiaran Agama.
  • Bantuan Keagamaan dari Luar Negeri.
  • Tenaga Asing Bidang Keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun