Mohon tunggu...
Maisunah
Maisunah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Pendidikan, Kesenjangan antara Teori dan Praktik

25 November 2018   07:49 Diperbarui: 25 November 2018   08:11 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membahas mengenai pendidikan sama halnya dengan membahas mengenai kehidupan. Karena pada saat seseorang individu lahir, ia tidak memiliki pengetahuan sedikitpun. Namun, ia telah dilengkapii oleh fitrahnya sebagai manusia yang dapat digunakan dengan sebaik mungkin, agar mampu menguasaii berbagai ilmu pengetahuan. Sebagaimana  firman Allah Swt dalam surah An-Nahl:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS.An-Nahl (16): 78)

Pengetahuan yang bersifat dinamis, berdampak pula pada perkembangan pola berfikir manusia. Hal ini tidak terlepas dari semakin beragamnya permasalahan yang terjadi dikalangan manusia itu sendiri. Masalah-masalah yang terjadi tersebut sejatinya berpangkal dari kurang kokohnya filosofis pendidikan yang dimiliki. Kita sebagai umat Islam penting untuk mempelajari pendidikan yang direkomendasikan oleh agama Islam itu sendiri. 

Mengingat Islam adalah agama yang menginginkan kemaslahatan bagi setiap umatnya, maka singkron dengan tujuan pendidikan yaitu untuk melahirkan individu, keluarga maupun masyarakat yang saleh. Akan tetapi, apabila kita lihat realitas dilapangan, sangat banyak anak didik yang notabe sedang mengenyam pendidikan, tetapi mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak sepatutnya mereka lakukan sebagai anak didik. 

Misalnya pelacuran, pengkonsumsian obat-obatan terlarang, tawuran masal, tidak menghormati orangtua maupun guru dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa ada sesuatu yang mengganjal, yaitu pendidikan yang diperoleh, yang seharusnya mampu membentuk karakter anak didik yang baik sebagaimana mestinya malah seakan-akan tidak berpengaruh sedikitpun.

Dalam hal ini, pendidikan yang berbasis Islam menjadi solusi dalam menyikapi permasalahan moral remaja yang semakin lama semakin bobrok. Mengapa demikian? Karena pendidikan Islam tidak hanya memberikan suatu pengajaran pada aspek intelektualitas saja, melainkan mampu menanamkan dan mengembangkan aspek spiritual dalam diri anak didik. 

Jika kita analisis, seseorang akan melakukan hal-hal buruk jika imannya tidak kuat, namun jika tingkat keimannya kuat maka seseorang akan berpikir dua kali untuk melakukan hal-hal buruk, karena dalam hati dan pikirannya ia percaya bahwa Allah Swt. Maha Mengetahui hal sekecil apapun yang dikerjakannya. Tidak hanya sebatas hal itu saja kelebihan dari pendidikan Islam, melainkan Islam juga mengatur bagaimana cara mendidik anak sejak sedini mungkin, dan sikap anak didik terhadap guru maupun teman-temannya. 

Islam juga merekomendasikan bagaimana langkah kita dalam menuntut ilmu, baik dari metode apa yang dapat digunakan agar ilmu yang dipelajari cepat diserap oleh otak kita, tentang bagaimana memilih guru, memilih teman dan lain sebagainya. Hal tersebut dituangkan dalam kitab Ta'limul Muta'allim karangan Syeh Imam az-Zarnuji. Yang mana kitab tersebut sampai saat masih fenomenal dan dikaji di banyak pesantren-pesantren.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun