Mohon tunggu...
Mais Nurdin
Mais Nurdin Mohon Tunggu... Penulis - https://www.sangfajarnews.com

Menulis adalah bagian dari perlawanan yang efektif dan efisien di era globalisasi. Salam Hormat Bung Mais ( https://www.bungmais.com )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Bukan Jodohku

12 April 2020   16:11 Diperbarui: 27 Desember 2021   09:10 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Nurul Islamiyah Tawil. Sumber : sangfajarnews.com

Siang hari itu, suasana disekitar Wisma Boalemo sangat bersahabat, langit yang indah mulai mendung, angin dari belakang menembus ke arah Wisma hingga memberi kenyamanan dan menambah keheningan bagi Obeng yang sedang melihat panorama alam semesta.

Tanpa terasa hari itu berlalu dengan cepat, dari kejauhan kelihatanya langit mulai redup di ufuk barat, cahaya matahari mulai tenggelam, langit jingga yang mengintari matahari memberikan pemandangan indah di senja hari. Keindahan alam sore hari menambah ketaqwaan seorang hamba kepada tuhannya disaat mereka merenungkannya. Inci demi inci cahaya matahari yang menerangi alam sekitar mulai tenggelam, alam semakin gelap pertanda datangnya waktu malam yang disusul oleh cahaya bulan yang menggantikan cahaya matahari.

Dalam keheningan, Obeng dikagetkan bunyi dering hand phone miliknya. Obeng pun mengambil hand phone yang sedang berdering. ( dalam hati ia bertanya-tanya "sipa sih yang menelpon" ) ternyata telpon dari dokter ala. Obeng lupa kalau dia ada pertemuan dengan dokter Alaludin Lapananda malam itu:

dr. Ala : "Assalamu'alaikum,,  Merdeka...!!!"

Obeng  : "Waalaikum'salam,,  Merdeka...!!!"

dr. Ala : "Bung Obeng kamu dimana?" tanya dr. Ala

Obeng   : "lagi di Wisma Boalemo dok"

dr. Ala : "aku di regal cafe..., aku tunggu kamu 5 menit dari sekarang...!" sahut dr. Ala

Obeng   : "siap dok... saya akan segera kesana..."

Aku langsung bersiap-siap dan kemudian pergi bertemu dengan dokter Alaludin yang sedang menunggu kedatanganku. Tak lama kemudian, aku telah sampai di warung kopi dan langsung berjabatangan sambil mengatakan "maaf dok sudah membuat dok menunggu". "tidak apa-apa bung Obeng" sahut dokter sambil mempersilakan duduk. Read Also : uKonect.me - Empowering Human Connections

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun