lintas adalah pedoman penting yang harus dipahami dan ditaati oleh semua pengendara, baik roda dua maupun roda empat. Namun, di Surabaya, fenomena pelanggaran terhadap rambu lalu lintas, terutama lampu merah, sering kali terjadi, dan ini dapat mengancam keselamatan pengendara lainnya.
Rambu laluSebagai mahasiswi perantau yang telah tinggal di Surabaya selama enam bulan, saya merasakan culture shock yang cukup signifikan terkait perilaku pengendara sepeda motor di kota ini. Banyak dari mereka yang berhenti tepat di depan zebra cross, kemudian maju perlahan-lahan, dan saat ada kesempatan, melaju dengan kencang meskipun lampu lalu lintas belum menunjukkan lampu hijau.
Fenomena ini sangat mencolok, terutama di kalangan pengendara ojek online. Saya sering kali bertanya-tanya, apa yang membuat mereka begitu terburu-buru? Apakah mereka dikejar oleh pelanggan atau ada alasan lain? Namun, terlepas dari alasan tersebut, pelanggaran ini tidak seharusnya dinormalisasi. Tindakan tersebut tidak hanya membahayakan diri mereka sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar mereka.
Saya sendiri pernah mengalami hampir ditabrak oleh pengendara yang lalai. Pengalaman tersebut membuat saya semakin berhati-hati dan, terkadang, merasa takut saat berkendara di jalan raya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dan kepatuhan terhadap rambu lalu lintas, terutama di kota besar seperti Surabaya.
Harapan saya adalah agar perilaku berbahaya ini dapat diminimalisir. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama, dan setiap pengendara harus menyadari bahwa tindakan mereka dapat berdampak pada keselamatan orang lain. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan tertib di Surabaya. Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H