Mohon tunggu...
Maisaroh Said
Maisaroh Said Mohon Tunggu... -

"pribadi sederhana yang mengabdikan diri pada hujan kata-kata yang akan tetap menerima dengan legowo mendung abjad-abjad dan badai kalimat-kalimat"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merangkai Rasa

30 Juli 2010   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi berpendar
Senyum menyaksikan
Rindu katamu kurangkai dalam kataku
Kata yang membentang
Akan terbawa pada yang empunya
Makna berpendar akan menembus ujung-ujung pemahaman
Hatimu yang hangat akan melumerkan ketakutan juga kerapuhan
Mari bersama menari dalam kata
Untaian kalimat nan menggetarkan
Andai hati memilih rasanya
Barangkali seketika akan kupilih hati yang hangat
Waktunya mengembara ke belantara raya
Ombak akan mengikuti kemilau surya
Walaupun karang menyembunyikan dirinya di oase tak bernama
Menguapkan pendar-pendar air untuk terbang menjadi mendung
Membuatku kembali merindu cahaya
Senja mengembang dan meluruh
Malam mampu membalut cahaya
Bintang setia dengan kerlipnya
Dan kita akan menemukan rasa
Pada jari-jari yang bergerak
Senantiasa tergerak
Merenungkan kembali rasa
Menelan lagi harapan
Memendamnya jauh di dasar tak berjurang
Menekannya semakin menguat
Membuatku meluap
Menyemburkan bait-bait tak bernada
Menjelma kata
Merangkainya menjadi terbaca
Untukmu akan kurangkai sajakku

Surabaya, 30 Juli 2010
10.41 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun