Mohon tunggu...
Mai Queenda
Mai Queenda Mohon Tunggu... -

Semoga selalu Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JIS Unggul dalam Sosial dan Budaya

26 Februari 2017   15:28 Diperbarui: 26 Februari 2017   15:36 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingat sosial budaya memiliki banyak fungsi yang penting dalam kehidupan sehari – hari tentunya sangat perlu diterapkan sejak pendidikan dini agar siswa –siawi dapat hidup mandiri dan dapat bertingkah laku sesuai nilai sosial dan budaya.

Berbagai contoh kegiatan sosial dan budaya yang sudah di terapkan di Jakarta Intercultural School (JIS) sekolah bertaraf Internasional dan menganut kurikulum Amerika Utara atau yang terkenal dengan sekolah anak ekspatriat, meskipun berdarah campuran siswa-siswa JIS sangat cinta akan nilai sosial dan budaya Indonesia.

Nilai sosial dan budaya di JIS dapat dilihat dari tingkah laku para siswa siswi sehari – hari dari mulai budayakan Senyum, Salam, Sapa yang setiap hari di praktekan oleh siswa siswi JIS dan JIS sempat mendatangi yayasan Insan Anugrah Mandiri sebagaimana yayasan Insan Anugrah mandiri adalah Sekolah khusus untuk melatih kemandirian anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, dan diyayasan tersebut mayoritasnya adalah anak – anak Down Syndrome, siswa – siswi JIS turut serta dalam mengajarkan makan dan minum untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Serta kecintaan nya terhadap budaya di Indonesia JIS pun turut serta dalam mengembangkan alat musik melalui kegiatan ekstrakulikuler seperti salah satu alat musik tradisional jawa (Gamelan) dan alat tradisional jawa barat (Angklung) sudah menjadi kegiatan yang sering kali di praktekkan oleh siswa siwi JIS

Elliot Maxwell Razavi (9) mengaku rajin berlatih untuk bisa mahir bermain gamelan. “Satu tahun berlatih baru bisa main bagus. Harus ‘practice’ banyak sekali untuk main gamelan. Kalau takut main bagus, tidak akan bisa,” ucap siswa kelas IV dan keturunan Inggris-Indonesia itu dengan bahasa Indonesia yang cukup lancar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun