Kasus kekerasan seksual di Jakarta Internasional School (sekarang ‘I’ menjadi Intercultural) atau JIS, telah menjadi perhatian media massa secara luas. Bukan hanya karena tuduhan itu terjadi di sekolah internasional terkemuka, namun juga karena banyak kejanggalan terjadi dalam kasus ini.
Salah satu kejanggalan, seorang pelaku yang dituduhkan adalah perempuan muda usia 24 tahun bernama Afriska. Wanita ini bahkan dituduh sebagai pelaku ‘sodomi’ atas MAK, siswa TK di JIS berusia 6 tahun. Secara kejam, media massa sempat menuduh Afriska adalah dalang perbuatan tersebut dan membantu memuluskan aksi “Bejad” pelaku pria.
Banyak pihak meragukan tuduhan itu, apalagi diawal tuduhannya tak logis samasekali yaitu perempuan menjadi pelaku sodomi. Keraguan ini bahkan sempat muncul di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
“Secara akal sehat, saya tak percaya kalau Afriska terlibat dalam perbuatan itu. Perempuan itu punya perasaan halus, apalagi terhadap anak kecil,” kata Sekretaris Kompolnas, Syafrudin Cut Ali dalam pertemuan keluarga tersangka dengan Kompolnas di Jakarta.
Keraguan-keraguan itu mendorong publik mencari tahu, siapa sebenarnya sosok Afriska itu. Wanita seperti apakah dia, yang bisa ikut dituduh terlibat dalam kasus kejahatan seksual berat itu.
Anak tukang sayur tulang punggung keluarga
Memeriksa data-data seorang Afriska cukup menarik, banyak hal yang tak terungkap kepada publik. Gadis berusia 24 tahun ini, lahir di sebuah kota bernama Kudus, Propinsi Jawa Tengah.
Afriska bukanlah anak keluarga berada, sehingga ia harus ikut bekerja keras dalam menghidupi keluarganya. Ibunya adalah seorang pedagang sayur dikampungnya, sehingga tak mungkin bagi Afriska bergantung pada sang Ibu yang sudah renta pula. Penghasilan tak seberapa dari ibunya yang seorang janda tua penjual sayur di kampung, memaksa Afriska mengadu nasib di Jakarta.
Sebuah nilai pendidikan tentang kehidupan yang diterimanya dari sang ibu, bahwa dengan kerja keras mereka bisa bertahan hidup. Namun seperti remaja lainnya, Afrischa juga hobi membaca. Untuk diketahui, dia juga adalah seorang mahasiswa jurusan matematika yang cukup cerdas. Selain itu, Afrischa gemar berolahraga seperti bermain voli.
Setelah lulus dari sekolah tinggi, dia datang untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Namun mendapatkan pekerjaan impiannya, memang bukan perkara mudah. Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya Afriska dipekerjakan oleh PT ISS, sebuah perusahaan yang berpusat di Denmark yang membuka cabangnya di Jakarta.
Awalnya, tugas pertama yang diterimanya adalah di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta Selatan. Tentu saja keluarga senang dengan berita gembira itu. Sebagai anak tertua dari empat bersaudara, Afriska memberikan sebagian penghasilannya untuk membayar biaya sekolah adik dan saudara-saudaranya.