Mohon tunggu...
Maipha Diapaty
Maipha Diapaty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Maipha Diapaty sosok wanita cantik yang Tetap setia dalam kesucian hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sumpah Sang Mantan

17 November 2013   11:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:03 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

" Ainiiii..!" suara Mama Lantang Memanggilku dari arah dapur pastinya,Jam 6 pagi seperti ini mama sudah bangun dari tadi.
" Cepat Mbak mu Jam 10 nanti akan tiba." kali ini suara mama tepat didepan pintu kamarku.Kukucek mata dalam-dalam ..Ahhh...Masih Ngantuk.

" Iya Ma,ini juga mau bangun." ujarku Pelan.
Aku anak bungsu dari 8 Bersaudara,banyak ya? ha..ha..ha.kakak-kakakku Mutiara,Firdha,Andini,Asmarani,Ikbal,Insan,Misbach dan aku sendiri Aini,Semua kakakku Sukses punya pekerjaan yang bagus dan tentunya jenjang pendidikan yang tinggi,dimata tetangga dan para sanak keluarga dari Bapak Dan Mama,memang saudara-saudaraku lah yang mempunyai kehidupan yang mapan.
Namun sayang,dari sekian banyak pujian yang mengarah pada kakak-kakakku ada satu yang selalu menjadi ganjalan dan gunjingan keluarga lain dan para tetangga yakni Kakakkku semuannya pelum Menikah,padahal Usia mereka semuanya sudah lebih dari 35 tahun,malah kak Mutiara dan Firda Masing-masing 42 tahun dan 40 tahun,aku sendiri 25 Tahun ( Hampir Masuk 30 Tahun ..heheheh,Nunggu giliran).

Rupanya Pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang bagus belum lengkap jika belum memiliki keluarga alias menikah,jujur saja akupun semakin hari semakin Gusar dan sedikit gelisah melihat fenomena yang terjadi pada kakak-kakakku.Kadang aku bertanya dalam hati Dosa apa yang telah kami perbuat hingga tak satupun dari saudara kandungku yang menikah padahal Usia mereka sudah sangat pantas memiliki anak.

Ingin kutanyakan ini pada mama,tapi hatiku berat untuk mengutarakan kegusaranku padanya sebab aku yakin mama juga memendam hal yang sama,apa lagi beban mama semakin berat ketika Bapak Sudah Wafat 3 Tahun Yang Lalu.
Bapakpun menyimpan kesedihan sampai akhir hayatnya,bahkan ketika sakit ia Selalu bertanya pada Mbak Mutiara dan Mbak Firdha Kapan Mereka Menikah ?

Aku Dan Mama Disebuah Pusat Perbelanjaan....

" Hai Sandra Apa Kabar ?" Seorang wanita yang Sebaya mama menyapa mamaki yang sedang asyik melihat - lihat baju favoritnya.
" Hai Irma ya?" suara Mama Balik bertanya pada Ibu itu yang ternyata adalah teman SMA Mama.

" Anakmu sekarang Berapa San ?" Tanya Tante Irma pada mama saat kami santai dikantin Pusat perbelanjaan itu.

" Delapan Ir,tapi sayang mereka semua belum menikah."
"Hah...?" Tante irma terperanjat,kulihat raut wajah terkejutnya,seketika Ia tertunduk dalam lalu kembali menatap wajah mama dengan linangan Air mata.
Aku Dan Mama semakin bingung melihat itu,kamipun saling pandang lalu sesaat kemudian Mama memecah Kesunyian.

" Irma Ada Apa?"
" Maafkan Sandra,Aku tidak bermaksud melihatmu hancur apalagi sampai melibatkan semua anak-anakmu yang tidak tau Apa-apa." Suara tante Irma semakin bergetar.

" Apa Maksudmu Ir?"
" Aku Tak Tahu Bahwa Sumpah Yang Kulontarkan Pada Almarhum suamimu Akan menjadi kenyataan seperti Ini."
" Apa Maksudmu Ir,Aku Makin Tidak mengerti." Tanya Mama Makin Penasaran
" Dulu Aku Pernah Hamil Karena Suamimu Sandra,Tapi ia memaksaku untuk menggugurkan dengan alasan kita masih Kelas 2 SMA,masih sangat Muda."
" A..A..aku Tidak tau itu,suamiku tidak pernah menceritakannya Padaku." suara mama Parau menahan Tangisnya,akupun terkejut mendengar penuturan Tante Irma.

" Sejak Aku Tau Kalian Berpacaran Dan suamimu Memutuskan Aku,saat itu hatiku hancur dan Marah sampai Menyumpahi suamimu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun