BAB I
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, saya panjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena, rahmat & karuniannya. Saya dapat menyelesaikan Lembaran Essai ini dengan baik dan tepat dengan waktu yang ditentukan.
Makalah ini saya buat dalam rangka pemenuhan tugas saya, mengenai pembuatan sebuah Essai di mata kuliah PKN(Pendidikan Kewarganegaraan). Dan topik yang saya angkat pada kesempatan kali ini adalah Rasa Chauvinisme  atau Rasa Nasionalisme yang berlebihan. Topik ini saya angkat, karena saya menganggap bahwa pemilihan mengenai topik ini sangat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Karena isu-isu terkait dengan topik ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat.
Â
Sebelum anda membaca Lembar Essai Singkat ini. Saya ingin menyampaikan  minta maaf terlebih dahulu. Karena, mungkin didalam penulisan Lembar Essai ini. Saya  salah  mencantumkan kalimat dalam setiap kalimatnnya. Serta  terjadi juga kesalahan penulisan kalimat maupun tanda baca dalam kalimat tersebut. Maka, atas kelalaian dan kecerobohan saya tersebut.Â
Saya meminta tolong kepada anda sekalian dari lubuk hati  terdalam. Apabila menjumpai hal tersebut, dapat memberi tahu hal tersebut melalui email saya: kristianofel@gmail.com. Karena, pada hakekatnya saya tetaplah manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan dan kecerobohan. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN/ANALISIS TOPIKÂ
A.Pengertian, Masalah Dan Contoh Kasus Chauvinisme
Chauvinisme adalah iatilah yang digunakan untuk merunjuk pada kesetiaan ekstrim terhadap Suatu pihak atau keyakinan tanpa mau mempertimbangkan pandangan alternatif. Istilah ini di gunakan sejak Sekitar tahun 1960-an, oleh kaum feminius untuk merunjuk  pada*Chauvinisme Laki-Laki* atau pandangan agresif sekaligus seksis yang dipegang oleh pria terhadap wanita.Istilah ini  berasal dari bahasa kata Perancis*Chauvinisme*yang berasal dari buah pemikiran Nicholas Chauvin. Salah satu tentara Napoleon Bonaparte. Nicholas menggunakan istilah ini untuk mewakili tokoh dengan Fanatisme tak logis terhadap suatu bangsa dan keyakinannya.