Usiaku masih 5 tahun lebih, jadi bisa di bayangkan dengan keadaan  kami yang masih kecil- kecil dan masih butuh perhatian dari kedua orang tua.
Meski ayahku mendapat gaji dari tugasnya di Mesjid itu. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah anak yang banyak tidaklah memadai, hanya cukup untuk makan saja.
Warga setempat, cukup banyak yang prihatin melihat kami, karena melihat kondisi anak yang banyak dan kehidupan yang pas-pas  saja. Sehingga tak jarang kami menerima kiriman makanan dari tetangga atau warga setempat.Â
Hal ini cukup membuat kami  senang ,karena kami sering mendapatkan makanan dari orang lain.Apalagi ayah sebagai Imam , Ustdaz dan guru mengaji, menjadikan kami juga ikut merasakan nikmatnya sedekah dari orang lain yang diberikan mealui ayah.
Apalagi saat bulan puasa, banyak yang memberikan makanan berbuka untuk kami, juga ada yang mengantarkan lauk pauknya. Sehingga kami yang masih kecil-kecil merasa senang mendapatkan hadiah berbuka tersebut.Â
Terkadang,setelah orang yang mengantarkan makanan pulang, kami suka berebut untuk membukanya sekedar ingin mengetahui 'apa ya yang di kasih ?'
Kegembiraan kami selalu ada dalam berbuka karena selalu ada makanan yang datang.Walaupun ibuk tetap membuat menu berbuka, tapi itulah masa anak-anak yang lebih menyukai banyak makanan waktu berbuka."Hmm ngilerr"
Suatu hari aku teringat, ada penjual durian di jalan tak jauh dari rumahku. Tapi aku tidak dapat membelinya, aku hanya melihatnya saja. Aku berlari pulang dan sampai di rumah , aku bilang sama ibukku, "Buk, ada orang jual durian ,aku kepingin sekali  sudah lama tidak makan durian," Ibuku langsung menyela," dimana beli durian ?"
"Tadi aku lihat orang jual durian pingir jalan, " jawabku.
Aku Kembali untuk  melihatnya lagi, apakah masih ada di pinggir jalan, karena tadi aku melihat ada seorang Ibu yang sedang menawar durian itu . Saat aku lihat lagi penjual durian itu sudah pergi. Aku kembali ke rumah dengan kecewa,"Buk, penjualnya sudah pergi,"  ucapku lirih.
"Nanti kalau ada lagi panggil ibuk, ya!, ntar kita beli ya," Ibuk membujukku sambil menggendong adik kecilku, di pinggangnya. Waktu itu hari sudah semakin sore dan menjelang magrib tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, aku berlari mengejar untuk membukakan pintu.Ternyata, ada seseorang laki-laki yang datang . Aku agak kaget,karena orang itu menjinjing 2 buah durian yang terikat  di tangannya" Dek ini kiriman dari ibuk... sebelah" katanya padaku. Aku tidak ingat siapa nama ibuk itu . Tak terkira riangnya hatiku, ternyata Allah mendengar isi hatiku, anak kecil yang polos ini.