Mohon tunggu...
Mainar Rahmawati
Mainar Rahmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Feature

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Usul Purwokerto

1 September 2024   02:51 Diperbarui: 1 September 2024   03:17 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Purwokerto merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah 39,58 kilometer persegi. Awalnya Purwokerto berstatus kota administratif dengan otonomi tersendiri. Namun Purwokerto kini dianggap sebagai kota non-otonom karena secara administratif berada di bawah Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Nama Purwokerto diambil dari sebuah batu bersejarah bernama "Makam Astana Dhuwur Mbah Karta" yang terletak di Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur. Batu tersebut diyakini merupakan reruntuhan candi yang digunakan dalam pembangunan bendungan di Sungai Pelus. Selain itu, penduduk setempat percaya bahwa batu tersebut merupakan sisa-sisa kerajaan Pasir Luhur. Nama Purwakarta diambil dari kata "Karta" pada Mbah Karta dan "Karti" pada Kiai Kartisura, Nama tersebut mempunyai arti pelaksanaan, penciptaan, pengorganisasian, pengembangan, dan sebagainya. 

Namun ada cerita lain menyebutkan asal usul nama Purwokerto diambil dari dua tempat bersejarah di daerah tersebut, yaitu ibu kota Kemangi (Kertawibawa) dan kerajaan di tepi Sungai Serayu (Purwacarita). Purwakerta lebih akrab diucapkan sebagai Puraketa, Praketa atau Prakerta oleh masyarakat di pedesaan Banyumas di selatan Sungai Serayu. Berdasarkan penjelasan tersebut, yang dimaksud dengan Purwokerto adalah untuk membedakan nama tersebut dengan wilayah Purwakarta di Jawa Barat. 

Purwokerto juga pada awalnya adalah sebuah kadipaten yang didirikan oleh Adipati Mertadireha II pada 6 Oktober 1832. Saat itu, pusat pemerintahan Purwokerto ada di Desa Peguwon sekitar Sungai Pelus. Pada 1 Januari 1836, Kadipaten Purwokerto digabung dengan Kadipatne Ajibarang. Dan ibu kota kedua wilayah itu ada di Kota Banyumas. Pada zaman kolonial Belanda awal abad ke-20, Purwokerto mulai mengalami yang Namanya perubahan, seperti tata ruang kota. Perubahan tersebut digagas oleh arsitek Belanda yang bernama Herman Thomas Kartsen. Ia mendesain tata ruang kota-kota di Jawa Tengah, termasuk kota Purwokerto. Itu semua ia lakukan untuk menangani lonjakan penduduk yang ada di Pulau Jawa pada masa itu.

Nah itulah penjelasan dan cerita mengenai asal-usul kota Purwokerto ini yang banyak dicintai orang-orang. Banyak tempat-tempat yang mempunyai kenangan di dalamnya sehingga banyak pengunjung yang selalu datang lagi di kota tercinta ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun