"Kenapa?" Aku terkejut.
"Aku mencintaimu, Kina. Tiga tahun ini terasa sangat berat jauh darimu."
"Apakah itu artinya aku harus ikut ke Papua?"
"Tidak. Aku sudah meminta mutasi ke sini, aku ingin pulang. Aku tak ingin jauh darimu dan kedua orangtuaku. Mungkin akan sedikit canggung, tapi Om Broto ... papa akan maklum."
Aku mengangguk. Air mata haru menetes di sudut mataku. "Aku mau menikah denganmu, Jeff," kataku parau.
Kau tertawa gugup lalu merengkuhku erat. "Terima kasih, Kina. Aku sangat mencintaimu," ujarmu lega, suaramu sedikit bergetar.
Aku mengecup pipimu lembut. "Sekarang, ayo, kita pulang. Temui orangtuamu. Besok kalian bisa meminangku. Orangtuaku sudah tak sabar ingin punya menantu."
Kau tersenyum lebar lalu berdiri dan mengulurkan tangan kanan. Aku menyambutnya penuh sukacita.
=Tamat=
Kotabaru, 06 November 2022
Cerpen ini pernah diikutkan lomba pada sebuah grup literasi di Facebook.