Aku tertunduk. Aku menjadi lemah bila kau berkata cinta. "Berapa lama kau di sana?" tanyaku pelan.
"Ikatan dinas, dua tahun. Setelah itu baru boleh mengajukan cuti."
"Apa pendapat Om Broto dan mamamu?" Aku menatapnya penuh selidik. Ingin tahu respon kedua orangtuanya.
Kau mengedik. "Mereka tidak peduli. Sepanjang aku tidak mengganggu, mereka tidak menganggapku ada."
"Oh, Jeffri Hardian---aku peduli. Kumohon, berjanjilah kau akan pulang. Meski hanya untukku ...," pintaku seraya menggapai lengannya di atas meja.
Kau tersenyum lembut dan meraih tanganku. "Aku akan pulang untukmu. Tunggu aku," ucapmu seraya pengecup jari-jari tanganku.
Bersambung.
Cerpen ini pernah diikutkan lomba pada sebuah grup literasi di Facebook.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI