“Selamat siang, Bu Rianti. Cantik sekali hari ini. Ada yang bisa dibantu?”
Rianti mengangguk sebagai tanda persetujuan bahwa pengamatan serta selera gadis konter itu cukup terdidik. Ia lalu membuka tas dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat.
“Dik, bisa proses ini seperti biasa?” katanya sambil menyerahkan amplop itu.
Si gadis konter menyambutnya, mengintip isinya, lalu tersenyum penuh arti.
“Ibu mau dicairkan dalam Dolar atau Rupiah?”
“Dolar saja seperti biasa. Lama?”
“Ngga, Bu. Sejam paling lama.”
Rianti mengangguk lalu membetulkan posisi tasnya. “Oke, saya tinggal dulu kalau begitu.”
“Baik, Bu. Terima kasih.”
Perempuan tajir itu berbalik lalu berjalan keluar diiringi suara tok-tok-tok sepatunya yang berhak tinggi.
Saat Rianti baru keluar, seorang pria yang sedari tadi duduk di kursi dekat konter sambil membaca koran, tiba-tiba merasa perlu menurunkan korannya dan memperhatikan Rianti. Saat bokong tante tajir itu menghilang di balik pintu, si lelaki mendekatkan bibirnya ke bahu kanan lalu mulai berbisik.