Mohon tunggu...
widodo pujiyono
widodo pujiyono Mohon Tunggu... -

lahir di yogyakarta 15 februari 1982. pendidikan terakhir ilmu pemerintahan universitas muhammadiyah yogyakarta. saat ini bekerja di sebuah distributor food di yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orientasi Dan Dimensi Kuliah

31 Desember 2010   22:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:05 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada pemahaman yang keliru dan terlalu sempit yang sering terjadi dalam diri seorang mahasiswa. Anggapan dan harapan perfectionis yang saklek bahwa seorang mahasiswa setelah lulus kuliah bakal bekerja kantoran, berjas, berdasi dan duduk di balik meja menyanding komputer. Atau anggapan bahwa menempuh jenjang kuliah adalah untuk mencari pekerjaan yang bergengsi dengan serta penghasilan yang banyak. Kalo memang mau nyari penghasilan yang banyak ga perlu kuliah pun bisa. So kenapa harus mengeluarkan tenaga waktu dan biaya yang mahal? Ambil aja duit buat kuliah buat buka usaha yang jelas-jelas bakal mendatangkan hasil.

Sejatinya sekolah, kuliah ataupun menempuh jalur pendidikan adalah usaha untuk membebaskan diri dari yang namanya kebodohan. Yang kemaren ga tahu jadi tahu, yang kemaren ga bisa jadi bisa, yang kemaren berpikir hanya selangkah ke depan jadi bisa berpikir lebih jauh dengan pertimbangan-pertimbangan yang komplek dan komprehensif, lebih peka terhadap perubahan zaman.

Kini realita yang terjadi, banyak sarjana yang malah menganggur. Yang dikarenakan terlalu milih-milih pekerjaaan yang sesuai dengan gelarnya. Gengsi kalo melakukan pekerjaan-pekerjaan yang anak SMA pun bisa. Padahal zaman sekarang kalo terlalu milih-milih pekerjaan dan mengedepankan gengsi adalah hal yang rugi dan membuang-buang waktu. Karena dengan terlalu memilih-milih pekerjaan kita akan kehilangan kesempatan lain yang potensial dan kita juga tidak akan dapat pengalaman kerja yang bisa jadi modal. Selain itu juga, kita juga harus tahu bahwa perbandingan antara pencari kerja dengan jumlah lowongan pekerjaan saat ini sangat njomplang. Setiap tahunnya pencari kerja bakal bertambah dan juga semakin berkembang tingkatannya. Yang dulunya mayoritas pengangguran adalah tingkat SMP berubah ke tingkat SMA, dan saat ini semakin berkembang lagi ke pengangguran tingkat S1.  Artinya apa? Artinya saat ini gelar sarjana bukanlah hal yang langka. Ya untuk itu terlalu memilih-milih pekerjaan dengan mengedepankan gengsi adalah hal yang konyol. Kecuali memang pribadi tersebut punya kapasitas, prestasi dan kapabilitas yang lebih. Dengan perbedaan jumlah pencari kerja dan jumlah tawaran pekerjaan ini sangat menguntungkan perusahaan. Dan perusahaan mampu menekan reward yang ditawarkan, dengan ancaman kalo tidak mau menerima pekerjaan dan reward yang ditawarkan masih banyak pencari kerja lain yang mau menerima.

Oleh karena itu orientasi kuliah untuk mencari kerja dan penghasilan perlu kita rubah dengan orientasi bahwa kuliah adalah proses penggemblengan untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia nyata.

Kemudian akan muncul perbedaan dunia yang kontras nantinya setelah seseorang lulus kuliah. Dunia yang berbeda tersebut adalah dunia akademis dan dunia nyata. Dalam dunia akademis kita berada dalam tataran teori yang cenderung melihat dan menganalisa suatu kasus dengan variabel-variabel yang baku dan terbatas. Dan kasus tersebut bisa dipecahkan dengan rumusan teori tertentu. Misal, 10 + 10 = 20 atau seseorang yang melakukan tindak kejahatan bakal dihukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun dalam dunia nyata hal tersebut seperti dicontohkan diatas akan mempunyai banyak jawaban. Yang jauh dan jauh berbeda dengan yang dipelajari ketika kuliah. Oleh karena itu sangat perlu bagi mahasiswa untuk ikut serta aktif dalam berbagai kegiatan ataupun organisasi. Baik itu organisasi kampus maupun luar kampus. Lewat kegiatan-kegiatan dan organisasi tersebut akan banyak ilmu dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di ruang kuliah. Kalo biasanya mahasiswa belajar secara teori mengenai struktur dan organisasi. Maka lewat kegiatan dan keanggotaan aktif suatu organisasi mahasiswa bakal mendapatkan ilmu yang nyata beserta variabel-variabel yang mungkin muncul, yang tidak terbaca dalam pembahasan secara teori. Dengan ikut serta aktif dalam kegiatan dan organisasi berarti melatih kemampuan leadership dan tanggungjawab secara nyata. Yang akan sangat berguna di kemudian hari saat benar-benar masuk ke dunia nyata.

Jangan terlalu larut dalam euforia glamour dan kebebasan tanpa tanggungjawab seperti yang banyak terlihat dewasa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun