Mohon tunggu...
Mailani Pratiwi
Mailani Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menonton drama

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh belanja online terhadap pola konsumsi masyarakat dalam Perspektif Global

12 Desember 2024   00:54 Diperbarui: 12 Desember 2024   00:54 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengaruh belanja online terhadap pola konsumsi masyarakat saat ini sudah semakin besar, terutama dalam konteks global yang semakin terhubung. Di zaman era digitalisasi ini, memiliki kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi yang mengubah cara masyarakat untuk berbelanja, yang mana zaman sekarang masyarakat menjadikan belanja online sebagai pilihan utama untuk berbelanja. Hal ini tidak hanya mempengaruhi perilaku konsumsi individu, tetapi juga memberi dampak pada sistem ekonomi dan sosial masyarakat secara menyeluruh. 

Sebelum ramai mengenai belanja online, rata-rata pola konsumsi masyarakat cenderung terbatas pada produk yang tersedia di toko atau pasar tradisional. Namun, sekarang dengan adanya platform e-commerce seperti Lazada, Tokopedia, dan Shopee, masyarakat sekarang bisa menemukan berbagai produk yang diinginkan dari seluruh penjuru dunia hanya dengan mengklik barang apa yang mereka inginkan. 

Salah satu alasan utama yang mendorong peningkatan belanja online adalah kemudahan dan kenyamanan. Masyarakat memiliki kebebasan untuk berbelanja kapanpun dan dimanapun tanpa terikat dengan jam operasional toko offline. Selain itu, dengan kemajuan teknologi seperti mobile banking yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi melalui ponsel mereka, yang semakin mempercepat pembayaran dan penerimaan belanja online. Meskipun belanja online dapat memberikan banyak keuntungan tetapi juga dapat memberikan dampak negatif yang akan dirasakan oleh masyarakat.

Salah satunya adalah kecenderungan untuk melakukan pembelian impulsif. Dengan mudahnya kita mengakses ke berbagai e-commerce masyarakat akan mendapatkan penawaran dan diskon, dengan hal tersebut konsumen sering kali membeli barang yang tidak mereka butuhkan. Sebuah studi menunjukkan bahwa perilaku konsumtif masyarakat meningkat akibat belanja online, di mana mereka lebih cenderung membeli barang berdasarkan yang keinginan daripada yang kebutuhan. Hal tersebutlah yang akan menjadikan sumber utama dalam meningkatkan limbah barang. 

Dari sudut pandang perspektif global, berbelanja secara online juga memberikan kesempatan bagi usaha kecil dan menengah untuk mengakses pasar global. Melalui platform perdagangan online, pemilik usaha kecil dapat menawarkan barang mereka kepada konsumen di berbagai belahan dunia tanpa perlu memiliki toko fisik di setiap tempat. Hal ini menciptakan peluang untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas jumlah pelanggan mereka. Meskipun begitu, tantangan seperti kesenjangan digital masih terdapat karena tidak semua orang memiliki tingkat akses yang setara terhadap teknologi maupun internet.

Dalam menghadapi perubahan ini, masyarakat perlu untuk berbelanja dengan cerdas. Karena harus menyadari pengaruh lingkungan dari konsumsi yang berlebihan dan memilih produk berkualitas dapat berkontribusi pada pola konsumsi yang lebih berkelanjutan. Di sisi lain, pelaku usaha harus terus berinovasi untuk memenuhi harapan masyarakat yang selalu berubah, sambil tetap menjaga tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun