Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah khususnya pada kelas satu memegang
peranan yang begitu besar dalam menunjang kemampuan anak pada berbagai bidang di
masa depan. Keterampilan-keterampilan yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas rendah seperti berbicara, menyimak, membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang utama yang sangat diperlukan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat Sekolah Dasar merupakan fondasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa dengan baik dan benar.
Pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada peserta didik memiliki tujuan untukmengasah keterampilan berbahasa peserta didik seperti membaca, menulis, menyimak, sertaberbicara dengan mengemukakan gagasannya secara kritis serta kreatif. Hal tersebut pula sejalan dengan Atmazaki (dalam Kurniawan, 2020) yang berpendapat bahwa pembelajaran bahasa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik secara berkesinambungan dengan cara membaca, menulis, mendengarkan, serta berbicara. Tujuan tersebut pada akhirnya merupakan langkah untuk mengarahkan peserta didik agar dapat mengaplikasikan bahasa untuk menunjang kemudahan dalam belajar, mengemukakan gagasan dengan jelas dan mudah, serta berkomunikasi dengan orang lain secara lebih efektif (belajar menggunakan bahasa, belajar tentang bahasa, dan belajar melalui bahasa).Namun, pembelajaran bahasa Indonesia tak jarang menjumpai problematikaproblematika di dalam pelaksanaannya, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas satu. Hal ini dapat terjadi karena peserta didik membutuhkan atensi serta pengawasan lebih. Menurut Helsa dan Kenedi (2020), siswa kelas rendah memiliki tingkat konsentrasi yang lebih lemah jika dibandingkan dengan anak-anak pada tingkatan di atasnya, sehingga siswa kelas rendah cenderung membutuhkan perhatian yang lebih intens dari guru. Faktor lain seperti perbedaan karakteristik serta latar belakang peserta didik juga turut mempengaruhi proses pembelajaran dan munculnya kendala yang mungkin terjadi.
Problematika yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat terjadi karena faktor guru. Menurut Penelitian yang dilakukan Syamsul Bahri (dalam Anugraheni, 2017) kendala pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat terjadi karena guru tidak menyiapkan rencana pembelajaran, kepedulian guru dalam menganalisis hasil belajar yang masih kurang, kurangnya pengetahuan yang didapatkan pada pengayaan ilmu yang dimiliki, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.
faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar peserta didik dapat disebabkan karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya motivasi dari guru yang masih kurang, juga masih kurangnya minat siswa untuk belajar. Sedangkan faktor eksternal diantaranya guru mengalami kebingungan ketika melaksanakan kurikulum yang sedang berjalan, serta terbatasnya buku-buku sebagai sumber bacaan pendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H