Mohon tunggu...
Maifil Eka Putra
Maifil Eka Putra Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis, enterpreneur, social developer

Kita berduka karena bencana yang melanda tanah ibu kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serangga Maut Mengigit, 2 Jari Diamputasi

29 Maret 2011   01:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1301361903611931830

CIPUTAT - Siapa yang mengira hanya gara-gara digigit serangga, Yamah, 55 tahun, harus kehilangan 2 jari kaki kirinya. Bahkan sampai sekarang pun Yamah tidak tahu pasti, serangga maut apa yang menggigitnya. Tahu-tahu pagi harinya punggung kaki sampai ke jari Yamah  sudah membengkak. Tepatnya Kamis malam Jumat, ( 17/3) Yamah, hendak tidur di bale kesayangannya. Malam itu tidurnya tidak pulas karena terganggu cahaya lampu, ia pun mematikan lampu dengan harapan bisa tidur pulas. Tidak lama setelah ia mencoba memejamkan matanya, punggung kaki kirinya terasa ada yang mencubit, posisinya tidak jauh dari jari kelingking. Ia pun terjaga dan menghidupkan lampu kembali, untuk melihat apa yang terjadi dengan kakinya. Waktu itu Ia hanya melihat bintik merah seperti habis digigit serangga. Meski agak gatal ia pun tidak mempedulikan, Yamah mencoba melanjutkan tidurnya. Kali ini Ia benar-benar berharap bisa terlelap dan bermimpi indah. Namun sangat disayangkan keingginan itu sia-sia, kakinya yang habis digigit serangga terasa senat-senut. Esok paginya ketika bangun dari peraduannya, Yamah warga Gang Kesehatan, Pamulang ini kaget karena kakinya membengkak. Kontan ia membangunkan suaminya Makmun, 60 tahun, dan mengadukan perihal kakinya kepada pujaannya itu. Dengan kondisi separuh sadar dari tidurnya, Makmun kaget melihat kaki isterinya membengkak. Ia bukan saja prihatin, tapi juga tertekan karena merasa ini sebuah beban.  Ia harus mengobati isterinya sementara Makmun tidak memiliki uang untuk membawa isterinya ke dokter atau rumah sakit. Penghasilannya menjadi penjual ice tea di Pasar Ciputat hanya berkisar Rp30 s.d 40 ribuan. Itu pun habis untuk makan mereka berdua dan jajanan 3 orang cucunya. Ditengah kekalutannya, barulah ia ingat kalau ia dan keluarga adalah anggota Layanan Kesehatan Cuma-Duma Dompet Dhuafa (LKC-DD). Bahkan setahun yang lalu ia pernah membawa anaknya yang nomor 2  ke LKC-DD untuk berobat tumor di perutnya.Tumor yang menjangkiti anaknya itu berhasil diangkat atas tanggungan biaya dari LKC-DD. Sekarang anaknya Nengsi sudah sembuh dan sudah berkerja. Nengsi pulalah saat ini yang sering membantu keuangan orang tuanya. Maklum satu kakak diatasnya dan 2 adiknya belum memiliki  penghasilan yang memadai. "Jangankan membantu kami, untuk kebutuhan pokok keluarga mereka sendiri  masih susah," tutur Makmun menceritakan kondisi keluarganya. Makmun setia menunggui isterinya di Ruang Rawat Inap LKC-DD. Setelah Makmun ingat  bahwa Ia termasuk anggota LKC-DD, ternyata fakta itu belumlah melegakannya. Pasalnya, kartu keanggotaannya sudah melewati batas waktu, dan sudah saatnya mengurus kembali. Karena itulah ia menunda membawa isterinya ke LKC-DD. Makmun meminta anaknya untuk mengurus kartu anggota LKC-DD kembali. Dua hari anaknya mengurus keanggotaan di LKC-DD, sementara bengkak di kaki Yamah terus membesar. Dua hari sejak kena gigit serangga itu, ia mencoba bertahan di rumah sembari menunggu pengurusan kepesertaan LKC-DD. Syukur bagi Yamah, LKC-DD memberikan keringanan, dalam kondisi darurat Yamah boleh mendapatkan pelayanan sembari proses mengurus kepesertaan tetap dijalankan. Makmun pun senang dan tanpa pikir panjang membawa isterinya ke LKC-DD untuk diobati. Sesampai di LKC-DD, tim dokter melakukan obeservasi terhadap penyakitnya. Beberapa pemeriksaan Lab dijalankan. Alhasil, Yamah diketahui  mengidap penyakit Diabetes Melitus (DM) karenanyalah luka sekecil apapun menjadi sulit untuk sembuh bahkan cepat membusuk. Seperti luka di bagian punggung kakinya yang menyebabkan terjadi pembengkakan sehingga 2 jari kakinya pun ikut membusuk. Ketika awal masuk perawatan di LKC-DD, kata Perawat Jaga di Ruang Rawat Inap Annisa Mega Utami, gula darah dari Yamah  sangat tinggi sekitar 389 mg/dl. "Setelah 6 hari dirawat, alhamdulillah gula darahnya sudah turun menjadi 160 mg/dl," jelas Annisa. Namun demikian menurut dokter jaga Rawat Inap LKC-DD, Ali Reza, kendati gula darahnya sudah mendekati normal, pasien Yamah harus tetap diamputasi 2 jarinya kakinya, karena  kedua jari kelingking dan jari manisnya sudah membusuk. Operasi dilaksanakan selesai Jumat (25/3). Saat ini Yamah mendapat perawatan pemulihan di LKC-DD. Syafakallah. - Tulisan ini juga dimuat di Web LKC-DD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun