Mohon tunggu...
Maifil Eka Putra
Maifil Eka Putra Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis, enterpreneur, social developer

Kita berduka karena bencana yang melanda tanah ibu kita.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ariski Gusti : 3 Kali Menyabung Nyawa di Meja Operasi

13 April 2011   07:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ariski Gusti , 1,5 th, ceria dan aktif. Ia berlari ke sana dan sini, ia pun memanjat apa saja yang bisa dinaikinya. Ia menempelkan wajahnya ke kaca lantai 2  Gedung Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) ia begitu cermat mengamati mobil yang lalu-lalang, ia pun tak berkedip mengikuti aktivitas di sekitar lahan parkir gedung LKC-DD tersebut. Melihat polahnya Ariski seperti anak lainnya tumbuh normal dan energik, tidak ada kesan kalau Ia sebenarnya sudah 3 kali menyabung nyawa di meja operasi. Ia sebelumnya diklaim menderita usus robek dari semenjak lahir. Hal itu diketahui kedua orangtuanya Siti Nurcholilah, 21 th dan Agus Sujai, 23 th, setelah 2 minggu setelah lahir.  Mereka heran BAB anaknya tidak lancar, hanya rembesan saja. Sementara perutnya makin lama makin membesar. Awalnya diduga sakit kembung biasa atau masuk angin, tapi lama kelamaan perutnya semakin mengkilap dan pembuluh darah di perut kelihatan membiru. Ketika itu umur Ariski sudah 3 bulan, kembungnya semakin membesar dan mengkilap,  orang tua Ariski kemudian membawa anaknya ke salahsatu rumah sakit di Jakarta Selatan. Karena tidak ada tindakan dari pihak medis rumah sakit tersebut  meskipun sudah bermalam di sana, akhirnya Ariski kecil dibawa ke rumah sakit lain di Depok. Di sana Ariski diambil tindakan pengoperasian dengan membuatkan kolostomi atau pembuangan BAB buatan. Saat itu umur Ariski baru 3 bulan. Masalah kembung Ariski teratasi dan ia  sudah bisa BAB melalui kolostominya, kondisi tubuhnya pun terus membaik. Tapi penderitaannya belum berakhir, karena kolostomi bak benda asing yang melekat di tubuhnya yang harusnya segera ditutup. Bersamaan dengan itu Ariski pun harus menghadapi operasi kedua untuk merapikan robekan usus besarnya. Operasi itu harus dilakukan agar fesesnya nanti bisa keluar normal melalui anus. Orang tua Ariski sempat panik melihat kondisi anak kesayangannya, mereka panik karena sudah tidak ada lagi dana yang bisa digunakan untuk pengobatan Ariski. Untuk operasi pertama saja, Agus Sudjai  Warga Jl. Jambu, Kedaung, Sawangan ini  harus menjual rumah yang dijatahkan untuknya dari orang tua. Operasi itu menelan biayan Rp55 juta, ludeslah semua uang dari penjualan rumah itu.. "Karena itu untuk operasi kedua kita sudah angkat tangan, meskipun hati ini terus menangis mengenang nasib Ariski," cerita Siti. Namun mereka tidak putus asa, mereka terus berupaya mencari bantuan untuk kepulihan Ariski. Beruntunglah kakak ipar dari Siti atau kakak kandung dari Agus Sujai ayahnya Ariski, mengetahui tentang LKC-DD. Sehingga ia menyarankan membawa Ariski ke LKC-DD.  Mereka pun diterima LKC-DD dan diberikan bantuan layanan kesehatan untuk 1 tahun. Setelah dilakukan Verifikasi, Ariski diterima menjadi member LKC-DD 24 Maret 2010. Karena sudah menjadi member LKC-DD, Ariski saat itu sudah berumur 9 bulan,  kemudian dirujuk ke RS Marjuki Mahdi, Bogor untuk dilakukan operasi kedua untuk merapikan usus yang robek dan merapihkan jalan feses ke anus. Operasi pun berjalan lancar, untuk sementara Ariski mengeluarkan BAB melalui dua jalur, anusnya dan kolostomi yang masih terpasang di perutnya. Tapi itu tidak berlangsung lama, 16 Maret 2011, Ariski kembali masuk ke RS Marjuki Mahdi, Bogor untuk operasi penutupan kolostominya. Operasi pun berjalan lancar, dan kini luka operasi Ariski sudah sembuh dan anusnya pun sudah berfungsi dengan baik. Ruang geraknya pun tak terhalang lagi, seperti anak-anak lainnya yang seusia 1,5 tahun, ia pun sudah bisa berjalan dan dengan lincahnya berlarian ke sana kemari seakan tak pernah ada penyakit yang menghinggapinya. Alhamdulillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun