[caption id="attachment_133104" align="alignleft" width="300" caption="Saimahfuddin, 37 th, ayah si bayi"][/caption] NUGAHERANG - Mujur tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak, agaknya itulah pepatah yang cocok menggambarkan upaya Tim Darurat Kesehatan (TDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD), Kamis malam (29/9/11), untuk menolong bayi laki-laki, 3 hari, putra dari Saimahfuddin, 37 th. warga Nugaherang, Rumpin, Kabupaten Bogor. Bayi tersebut lahir dengan kelainan usus di luar tubuh. Beratnya medan menuju kawasan pelosok itu, membuat sopir ambulance LKC-DD Iwan tidak bisa memacu kecepatannya. Lebar jalan yang sempit, berkerikil dan banyak lobang mengakibatkan kecepatan tidak bisa dipacu secara maksimal. Akhirnya rencana mengevakuasi si jabang bayi ke rumah sakit  menjadi urung, karena Si Bayi sudah keburu dipanggil Yang Maha Kuasa. Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun. "Rumah sakit sangat jauh ditambah mahalnya ongkos. Saya hanya berkerja membelah batu, nggak mampu untuk membawa anak saya ke rumah sakit," kata Saimahfuddin, kepada Tim TDK LKC-DD, Kamis Malam (29/9). Sebelumnya, Pukul 16.00 WIB, TDK LKC-DD mendapat info SMS bahwa ada seorang bayi lahir di kawasan Rumpin dengan usus di luar tubuh, karena orang tuanya tidak mampu secara eknomi kelahiran dibantu oleh dukun beranak (paraji) setempat. Mendapati anaknya yang lahir dengan kelainan usus di luar itu, orang tua pun juga pasrah dan melakukan perawatan seadanya dengan menutupi usus bayi dengan kapas dan mengolesi dengan minyak urut seadanya. Mendapat SMS tersebut, Tim TDK mengadakan rapat kilat dengan jajaran direksi dan tim medis untuk merencanakan tatalaksana pertolongan yang akan diberika kepada pasien. Rapat tersebut merekomendasikan TIM TDK membawa pasien segera ke rumah sakit terdekat dan jika harus dirujuk lagi segera larikan ke rumah sakit rujukan. Tim dibekali dengan sebuah ATM guna dimanfaatkan untuk pembayaran yang dibutuhkan. Tim TDK pun meluncur dengan kecepatan penuh dari Ciputat menuju Rumpin. Sampai di Pasar Parung, jalan mulai tersendat karena kondisi jalan yang rusak parah. Butuh 4 jam melewati rintangan itu baru bisa sampai ke rumah Saimahfuddin. Di sana Tim TDK hanya bisa melongo melihat warga setempat berkumpul di halaman sambil membaca Surah Yaasin. [caption id="attachment_133107" align="alignleft" width="300" caption="Dede Bayi sudah tiada"][/caption] "Dede Bayi sudah tiada, " ujar Saimahfuddin menyambut Tim TDK LKC-DD, dengan berlinang air mata. Dia pun mengaturkan terimakasih atas perhatian LKC terhadap keluarganya, meskipun belum sempat untuk membantu anaknya. "Kedatangan tim LKC menjadi penghibur hati kami. Semuanya sudah kehendak Allah," tuturnya tabah. Muchtar Sopa, Koordinator Verfikator LKC-DD pun menyampaikan rasa belasungkawa. "Kita sayang dengan anak kita, tapi ternyata Allah lebih saya dari pada kita," jelas Muchtar. Ia pun menghaturkan terimakasih atas kepercayaan masyarakat Nugaherang pada LKC-DD. Setelah pengajian usai, tim pun kembali ke markas. Sementara si jabang bayi tidur dengan dama di atas rumah dikelilingi orang-orang yang mengaji, pagi Jumat (30/9) diselenggarakan pemakamannya.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H