Kampanye pariwisata Indonesia haruslah mencerminkan keberagaman manusia yang hidup di Nusantara. Ada orang Aceh, Jawa, Dayak, Bugis, dan Papua. Mereka hanya sebagian kecil dari keberagaman suku dan etnis yang menjadi bagian dari Indonesia. Orang Malaysia boleh menganggap dirinya "Truly Asia", walaupun dari segi keberagaman, Indonesia boleh mengklaim lebih dari sekedar "Asia Sebenarnya."
[caption id="attachment_360919" align="aligncenter" width="500" caption="Pantai pasir panjang, Kei Kecil, Maluku"][/caption]
Selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang menjadi bagian dari Asia Tenggara. Ini adalah bentuk penyederhanaan. Faktanya, di Indonesia ada suku-suku dengan bahasa dan adat-budaya yang lebih bertalian dengan orang-orang yang tinggal di kawasan Pasifik. Roda sejarah menggiring mereka menjadi bagian dari negara kedaulatan republik Indonesia. Para pendiri bangsa kita sudah menyadari hal ini sejak jauh hari dengan mengusung semboyan "Bhinneka Tunggal Ika", mengapa kita tidak mempromosikan pariwisata Indonesia lebih dari sekedar Asia: Indonesia, Asia AND BEYOND!
[caption id="attachment_360921" align="aligncenter" width="637" caption="Papeda, kuah kuning dan ikan Tude bakar "]
Mari kita ambil Maluku sebagai contoh. Jika anda bertanya kepada orang-orang di sana mengenai potensi pariwisata di sana, anda akan mendengar tentang laut terdalam di Indonesia (laut banda), sejarah pala dan lada, pantai-pantai yang indah, taman-taman nasional, terumbu karang dan hasil lautnya yang melimpah. Tentu tidak hanya itu, ada banyak atraksi kesenian unik seperti 'bambu gila' yang juga menarik dinikmati. Satu lagi yang khas dari daerah ini adalah kekayaan kuliner. Papeda dan Kuah Kuning bisa jadi pengalaman kuliner yang menarik dan dapat dijual kepada para wisatawan potensial, tidak hanya wisatawan manca negara saja, tapi juga wisatawan nusantara yang rata-rata makan nasi dan bukan papeda yang berbahan dasar sagu ini...
Contoh lainnya adalah kawasan Papua dengan Raja Ampatnya di daerah kepala burung yang tidak perlu dijelaskan lagi. Di bagian selatan ada daerah Asmat yang terkenal dengan hasil ukiran-ukiran yang bercita rasa tinggi. Para misionaris yang aktif di sini juga membangun gereja-gereja yang dipadukan dengan budaya lokal. Jangan heran jika anda mengunjungi gereja di Asmat dan menemukan banyak patung-patung nenek moyang yang terukir di tiang atau di altar gereja. Alam Papua yang masih liar juga potensial untuk dikemas menjadi produk wisata andalan. Paket yang ditawarkan misalnya mengarungi sungai-sungai luas dan berkelok-kelok seakan tanpa ujung mengamati keanekaragaman hayati seperti burung kasuari, buaya, burung kaka tua raja atau burung enggang yang terbang berkelompok. Wisatawan juga dapat singgah di desa-desa yang dilewati dan mengunjungi gereja-gereja indah...
Tentu ada banyak hal yang perlu diperbaiki di Timur Indonesia menyangkut akses dan infrastruktur. Dan ini merupakan salah satu alasan yang lebih kuat lagi untuk mempromosikan Indonesia timur lebih gencar lagi. Dengan begitu, tentu akan lebih banyak lagi sumber daya yang akan dialokasikan untuk membangun industri pariwisata di sana, karena Indonesia tidak hanya Jawa dan Bali. So, Indonesia, Asia and Beyond? Why not?