Ada saja celah yang bisa di manfaatkan seseorang dalam usaha mencapai maksud dan tujuan terselubungnya terutama dalam kehidupan politik tanah air tercinta ini, sekalipun cara-cara tersebut tidaklah pantas  menurut ukuran nilai moral yang berlaku umum di tengah masyarakat kita.
Prinsip menghalalkan segala cara berlaku dalam kasus ini.
Bermula dari gegap gempita terpilihnya Jokowi-Basuki sebagai Gubernur baru DKI Jakarta yang paling fenomenal dan menggetarkan jagat Nusantara. Pujian dan sanjungan pun di alamatkan kepada kedua pasangan ini, simpati dan harapan pun mengalir pula dari mana-mana dan dengan melihat sepak terjangnya maka mereka pun di nobatkan sebagai tokoh yang paling mampu membawa perubahan bagi kota Jakarta yang lebih baik.
Nah, momen ini lah yang dilirik oleh para petualang politik sebagai celah yang bisa di manfaatkan dengan sebaik-baiknya yaitu dengan melakukan manuver heboh bak ksatria melawan kemungkaran seperti korupsi, penyelewengan dan sebagainya.
Tujuannya tentulah mengharap simpati publik seolah sang petualang ini ada dalam satu barisan dengan masyarakat dalam menentang korupsi dan ke tidak adilan sehingga pantas disejajarkan 'satu bangku' dengan Jokowi-Basuki.
Semua media yang tersedia akan di gunakan dengan sebaik-baiknya demi membangun citra positif palsu yang cepat, efektif dan tepat sasaran. Media yang rakus berita akan menyebarkan 'kabar gembira' ini ketengah-tengah masyarakat dan masyarakat pun menyambut dengan antusias penuh sukacita.
Semestinya kita sudah bisa menebak jawaban apa yang akan kita dengar dalam beberapa waktu kedepan, misalnya : 'Kita sedang mendalami kasus ini', atau 'Kita sedang mengumpulkan bukti-bukti', atau bisa juga jawabannya 'Bukti yang ada belum cukup'. Dan jawaban ini akan kita dengar silih berganti ber ulang-ulang dalam beberapa tahun !.
Adalah wajar kalau kita berharap banyak kepada Penegak Hukum di Indonesia untuk menuntaskan kasus-kasus korupsi yang sudah demikian akutnya. Tapi sekali lagi, hendaklah kita cermat dan hati-hati menilai yang mana musang dan mana pula musang yang ber bulu domba.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H