Tanggal 27 rajab lalu sebagian kaum muslimin memperingati peristiwa besar isra' mi'raj nabi Muhammad saw.. Sebuah perjalanan spiritual yang dilakukan dari masjid Al Haram di Makkah ke Masjid Al Aqsha di Palestina, kemudian menghadap Allah SWT di Sidratul Muntaha di atas langit ketujuh dalam waktu semalam untuk menerima perintah sholat wajib 5 waktu.
 Bukan tanpa alasan, Rasulullah Muhammad saw. di mi'raj kan dari masjid Al Aqsha ke Sidratul Muntaha, sebab Allah SWT. Maha Kuasa untuk memperjalankan beliau langsung dari masjid Al Haram ke Sidratul Muntaha. Akan tetapi isra' yang merupakan perjalanan Rasullullah saw. dari masjid Al Haram ke masjid Al Aqsha adalah momentum untuk mengukuhkan Rasulullah Muhammad saw. sebagai pemimpin para nabi dan rasul sekaligus sebagai Khatamul Anbiya' atau penutup para nabi. Dengan mengimami 124.000 nabi dan rasul pada malam di masjid Al Aqsha pada malam itu.
 Selain itu, Rasulullah saw. juga menerima perintah Allah SWT untuk membebaskan masjid Al Aqsha yang pada masa itu tengah dalam penjajahan kekaisaran Bizantium, Romawi Timur. Rasulullah saw. menyiapkan perintah ini dengan begitu matang, serius dan kesungguhan penuh.
 Setelah Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, mendirikan daulah (negara) Islam disana dan memastikan keamanan politik dalam negerinya juga menyiapkan kekuatan militernya, Rosulullah saw. segera memetakan strategi untuk membebaskan masjid Al Aqsha dengan mengirimkan pasukan perang Tabuk, perang Mu'tah dan perang Yarmuk.
 Ketika Abu Bakar menjabat sebagai Khalifah untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah saw. sebagai kepala negara setelah wafatnya, beliau sama sekali tak pernah menarik mundur pasukan perang yang telah dikirimkan Rasullullah saw. untuk membebaskan masjid Al Aqsha.
 Hingga pada tahun ke 15 Hijriyah / 637 masehi, masjid Al Aqsha berhasil dibebaskan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Beliau menerima langsung kunci Baitul maqdis atau masjid Al Aqsha dari pendeta Sophronius dan mengikat mereka dengan perjanjian damai. Bahwa Umar sebagai hamba Allah , Amirul Mukminin, menjamin kepada penduduk Aelia (Yerusalem) beberapa hal; keamanan bagi setiap jiwa baik dalam keadaan sehat maupun sakit, harta, gereja-gereja, salib, agama mereka secara keseluruhan, tempat tinggal mereka dan lingkungannya, tidak memaksa untuk berpindah agama, dan semua yang ingin keluar dari Yerusalem (Palestina) akan aman sampai ke tempat tujuannya, yang ingin tetap tinggal akan aman dengan membayar jizyah (pajak). Namun, orang yahudi tidak boleh tinggal di Yerusalem.
 Atas apa-apa yang tercantum dalam surat perjanjian damai tersebut ada janji Allah, perlindungan Rasul-Nya, perlindungan para Khalifah, perlindungan semua orang beriman, jika penduduk Yerusalem membayar jizyah sebagai kewajiban mereka.
 Itulah salah satu momentum besar, HASIL / "BUAH" dari pada peristiwa isra' mi'raj yang seringkali dilupakan. Bahwa isra' mi'raj adalah ALARM untuk kita senantiasa memperhatikan, menjaga, dan memperjuangkan kesucian, kemerdekaan, keamanan dan kemakmuran Baitul Maqdis.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI