Mohon tunggu...
Maich
Maich Mohon Tunggu... Editor - IG :@maichel_kabak
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bukan Penulis Tapi Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tanahku Dikerok Habis, Apakah Saya Harus Hidup di Atas Laut?

6 Desember 2022   08:22 Diperbarui: 6 Desember 2022   08:47 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : // Screenshot On Instagram Sejarah Papua

Tanah Papua : Tanah Papua yang disebut juga dengan Surga Dunia. Papua yang memiliki sumber daya alam yang tak dapat dihitung dengan jari, entah itu hutan, emas, beragam jenis pulau, tanah yang subur, dan hasil alam lainya. 

Mulai sejak terjadinya perampasan kekuasaan dari tangan Belanda ke Indonesia pada tahun 1962, yang katanya Pepera itu. Sudah tidak lagi terbendung perampasan hak-hak ulayat, perampasan berbagai macam hasil alam hingga eksploitasi besar-besaran yang terjadi di tanah ini sudah tak lagi di hentikan oleh siapapun. Apalagi ketika hadirnya Otonomi Khusus pada 21 November tahun 2001, membuka seluruh akses masuk, imigrasi terjadi secara luas, yang kemudian memberikan kelonggaran untuk banyak orang luar datang Papua.

Hasil alam dicuri, dengan cara tidak terhormat seperti penambangan liar, penebangan pohon dengan lebih hektar tanah demi menanam kelapa sawit, pemotongan pohon tanpa mengindahkan aturan adat, pembangunan infrastruktur tanpa izin pemilik tanah, pembuangan limbah industri ke sungai / kali yang masyarakat gunakan. Hal hal yang disebutkan di atas sudah menjadi tradisi Jakarta dengan menunjukkan slogan NKRI Harga Mati. 

Masyarakat yang bersuara demi tanah sendiri kadang berakhir di penjara, yang menyuarakan hak-hak dibungkam secara paksa, bahkan hingga sampai nyawa pun jadi taruhan. Kami tidak tahu lagi, sekarang (2022) ini sudah lagi terjadi pemekaran yang katanya DOB, itu pun tanpa permintaan masyarakat Papua, saya tidak tahu DOB ini memang solusi ataukah malapetaka?

Masa depan generasi sudah ada dalam ancaman serius. setelah dikerok habis hasil alam, setelah semua dikuasai habis apakah mereka menjamin masa depan anak dan cucu kami? Ini masih misteri apakah ini memang mereka lakukan demi cinta atau demi kepentingan perut mereka? Itu pun masih misteri. 

#Maich

#Rintihan_Hati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun