Mohon tunggu...
Maia zakinnuha
Maia zakinnuha Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi saya adalah menulis kutipan kutipan indah dengan bahasa yang menarik serta menulis beberapa cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Aku Mengerti Ayah

19 November 2024   08:46 Diperbarui: 19 November 2024   09:20 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jadi Ahmad, kerugian apa saja yang mereka alami, kita harus segera mengganti rugi", pak Ahmad menjawab 

"Apabila ditotal kerugian sebesar 140 miliar pak, karena pohon Gaharu yang mereka tanam dipohon menjadi layu dan mati dikarenakan banjirnya area halaman. Jadi ganti rugi kita bisa dibilang sangat besar sekali" 

Ayah yang mendengar hal tersebut seketika terduduk lemas, marah, sedih dan kalut menghantui pikirannya. Dengan suara yang lirih ayah berkata 

"Mau bagaimana lagi Ahmad, kita harus mengganti rugi dan memulai lagi perusahaan konstruksi ini dari awal, mungkin bisa dibilang perusahaan saya sekarang sedang mengalami masa sulit, belum lagi thr untuk kamu dan karyawan yang lain".

"Yasudah Ahmad, transfer uang 160miliar kepada yang bersangkutan dan juga tetap lanjutkan renovasi rumah itu". 

Ahmad yang mendengar hal tersebut sontak kaget dan bertanya,

"Apa benar pak kita langsung melunasi ganti ruginya, lalu biaya renovasi dari beberapa rumah pendanaannya berasal dari mana pak, saldo perusahaan hanya sekitar 160,5 miliar, tidak mungkin cukup pak untuk merenovasi 1 rumah dengan memakai uang yang tersisa".

"Bayar saja Ahmad, itu sudah kewajiban kita, karena kita membuat koleksi tanaman mereka mati, tidak usah dipikirkan Ahmad, biar saya yang mengurus sisanya".

     Setelah itu, Ayah pergi ke kantor sahabat lamanya, ayah berniat untuk meminjam uang karena memang itu sangat dibutuhkan pada kondisi saat ini, ia tidak berani meminjam kepada bank, lebih baik meminjam kepada teman baiknya. Sesampainya dikantor milik temannya ayah bergegas pergi ke ruangan milik temannya itu. Sebelumnya memang ayah sudah membuat janji untuk datang. Suara ketukan pintu diiringi dengan pintu yang terbuka menampilkan sosok ayah dengan wajah yang lemas, pucat dan tampak lunglai. Ayah menghampiri sosok seorang pria dengan wajah yang tampan, pria tersebut menggunakan jas berwarna hitam dengan dasi merah mengalung di lehernya.

"Wahhh, ada apa ini, kamu kenapa bro, masa udah gede tapi waktu menjalankan puasa kamu kelihatan lemas, kaya aku donggg nih liat tidak lemas kan hehe" 

"Iya nih lagi ada masalah nik, oh iya Niko, tujuan aku datang kesini adalah untuk meminjam uang sebesar 100miliar, karena perusahaan ku sedang mengalami masa sulit sekarang, belum lagi banyak sekali client ku yang meminta rumah mereka rampung sebelum bulan puasa dan juga masalah THR yang harus aku berikan kepada karyawan karyawan ku". Kata ayah dengan wajah memelas, Niko yang mendengar hal tersebut sontak tertawa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun