Saat itu Kamu sedang duduk di sebuah kafe kecil yang tenang, menyeruput kopi favoritme sambil menatap hujan yang turun di luar jendela. Suara musik mengalun lembut, tapi tiba-tiba pintu kafe terbuka, dan angin dingin membawa aroma musim gugur. Kamu pun menoleh, dan di sanalah__Haechan, dengan hoodie hitam jua senyuman kecil yang langsung membuat jantungmu berdebar.
Dia memesan secangkir kopi, lalu netranya menangkap pandanganmu. "Boleh Aku duduk di sini?"tanyanya sambil menunjuk kursi di depanmu. Kamu mengangguk, sedikit gugup.
Percakapan mengalir dengan mudah, tentang musik---makanan favorite, dan hujan yang ternyata juga disukai Haechan. Saat kamu menceritakan kenangan lucu mengenai kopi yang pernah terlalu pahit, dia tertawa kecil, lalu berkata, "Aku suka caramu menikmati hal-hal kecil. Rasanya dunia jadi lebih hangat karena ada kamu."Â
Hujan berhenti, tapi kalian berdua tetap di sana. Membicarakan mimpi dan hal-hal sederhana. Sebelum pergi, Haechan menulis sesuatu di serbet kafe dan memberikannya padamu. "Jangan lupa baca nanti." Katanya sambil tersenyum manis.
Setelah ia berlalu, Kamu membuka serbet itu dan membaca tulisan tangannya: "Aku nggak tahu apakah ini terlalu cepat, tapi aku ingin lebih banyak waktu untuk mengenalmu. Kopi lagi? Minggu depan?"
Kamu tersenyum, menggenggam serbet itu erat. Dan tahu, bahwa moment ini akan menjadi awal yang indah.
Di sini, 10.28
2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H