Mohon tunggu...
Mai Viyanah
Mai Viyanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Seni

Review Pertujukan Teater "Losm3n 78" Karya TiyoPrayoga

6 Juli 2023   13:13 Diperbarui: 6 Juli 2023   13:26 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Losm3n 78 merupakan nama dari sebuah pertunjukan teater yang diadakan pada sabtu, 24 Juni 2023 di Amphiteater BSD Serpong kemarin. Karya dari Tiyo Prayoga dan disutradarai oleh Aldi Tia Prayoga ini sukses menarik perhatian para penonton. Dikarenakan mengambil waktu pertunjukan yang sangat tepat yaitu malam minggu, membuat para penonton tidak khawatir akan hari esoknya. Cerita dari pertunjukan teater Losm3n 78 ini memiliki genre misteri, yang dimana gedung tersebut diisi oleh hal-hal yang tidak diketahui oleh orang luar.

Pertunjukan teater ini bercerita tentang sebuah kehidupan yang ada di gedung Losm3n 78. Berawal dari tempat peristirahatan sementara yang indah dan menenangkan sesaat kemudian berubah menjadi gedung yang penuh misteri karena banyak korban yang mati secara misterius.

Gedung ini berisikan orang-orang yang memiliki jiwa seni, seperti seorang penari bernama Naya, sang penyanyi bernama Adena, sang pemahat bernama Ana, sang penyair bernama Robert, sang pelukis Lasmi, sang pemusik bernama Van dan pantonim bernama Mira serta pejaga Losm3n yang ke 78 bernama Asrar.  

Rahasia dari alasan kenapa banyak korban yang mati setelah tinggal disana akhirnya terkuak setelah kedatangan anggota baru yaitu Bob, sang sutradara. Awalnya Bob ini merasa sangat bahagia karena telah menemukan sebuah gedung yang dimana ia bisa meneduh sejenak setelah tersesat di dalam hutan yang dipenuhi banyak hewan buas.

Van yang telah mengetahui bahwa gedung ini berbahaya kemudian mengusir Bob agar secepatnya pergi, sebelum ia bertemu dengan Asrar sang penjaga Losm3n. Namun Bob tidak ingin pergi yang kemudian berhasil bertemu dengan Asrar.

Sampai suatu ketika terdengar sebuah teriakan perempuan yang sangat nyaring dari belakang gedung itu dan Adena berkata bahwa ia tak lagi mendengar suara Lasmi dan Ana yang diartikan bahwa mereka telah meninggal. Mendengar suara tersebut Bob baru mulai merasa bahwa gedung ini memang dirasa aneh.

Hingga tak lama Van bertemu kembali dengan Asrar lalu berdebat panas hingga akhirnya ia membunuh penjaga tersebut. Sebelum mati, Asrar mengaku bahwa dirinyalah yang merupakan seorang berdarah dingin dan yang membunuh banyak nyawa di gedung ini.

Pertunjukkan diakhiri dengan adegan menari Adena dan penjaga losm3n 78 yang mengenang masa indah sebelum ia meninggal dan Naya yang datang untuk menghibur Adena.

Musik yang mengiringi pertunjukan tersebut juga sangatlah menarik dan tepat sekali pada setiap adegannya, seperti saat adegan Naya yang menari, Adena yang bernyanyi, Van berdebat dengan Bob, pertengkaran antara Asrar dan Van yang mengakibatkan kematian bagi Asrar dan yang terakhir adegan penutup, tarian Adena, Asrar dan Naya.

Pencahayaannya juga sudah bagus dan tepat, sesuai dengan tema yang dibawakan. Adegan yang bercakap biasa ditampilkan dengan cahaya yang terang, ketika ada adegan yang berkelahi cahaya tersebut mulai remang-remang dan kedap-kedip dengan tujuan agar memberi kesan yang mendebarkan.

Benda-benda yang digunakan dalam pertunjukkan tersebut pun hampir sempurna. Seperti isi gedung pada umumnya yang terdapat sofa, meja, lukisan-lukisan, nama losm3n78 yang menyala, pintu dan lainnya. Peralatan yang digunakan setiap tokohnya juga lumayan lengkap. Seperti adanya berkas-berkas buku milik Robert, wine beserta rokok yang digunakan oleh Adena dan Robert, koper milik Van, selimut untuk Bob, alat lukis beserta lukisan milik Lasmi, alat pahat yang digunakan oleh Ana,  kaca milik pantonim ketika ia sedang dipahat dan pistol milik Asrar yang kemudian digunakan oleh Van beseerta gelas yang digunakan untuk bersulang pada akhir adegan pertunjukkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun