Mohon tunggu...
Mahza Hira
Mahza Hira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang menulis berita mengenai kepolitikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Pelecehan Seksual di Perguruan Tinggi, Women Can Speak?

10 Juli 2023   23:54 Diperbarui: 11 Juli 2023   00:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BEM FIKOM ILMU KOMUNIKASI

Women Can Speak.

Pelecehan seksual merupakan bentuk merendahkan, menghina ataupun mengejek seseorang dengan berbau hal seksual. Pelecehan seksual dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu pelecehan berbentuk verbal, fisik dan visual. Di Indonesia, kejadian pelecehan seksual tertinggi sayangnya ditempati oleh daerah DKI Jakarta, dengan 6,89% jumlah korban, lalu disusul oleh Jawa Barat dengan presentase 3,11%, dan dilanjut oleh daerah Jawa Tengah dengan pesentase 2,38% dan Jawa Timur di  2,23%.

Pelecehan Seksual seringkali secara sengaja maupun tidak sengaja kita temukan di sekitar kita. Begitu pula dengan pelecehan seksual yang terjadi di perguruan tinggi. Seringkali lelucon yang dilontarkan teman atau bahkan sahabat kita sendiri, secara tidak langsung merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual. Menurut SIMFONI-PPA, presentase Pelecehan Seksual di perguruan tinggi mencapai 65% pada Perempuan dan 35% pada Lelaki.

Sudah sangat sepatutnya bagi kita semua untuk berhenti melakukan bercandaan, atau mungkin ungkapan yang mengarah kepada pelecehan. Dimana pun terjadinya, dan kapan pun kejadiannya, tidak ada satu makhluk pun yang pantas untuk dilecehkan. Bila kita melihat di sekitar kita ada sebuah tanda orang lain melakukan tindak pelecehan seksual, maka wajib bagi kita semua untuk melaporkan kejadian tersebut kepada lembaga hukum yang berwenang agar memberikan efek jera kepada pelaku.

Menurut pandangan Foucault (dalam Gordon, 2018), kekerasan seksual dapat terjadi karena adanya variabel penting, seperti kekuasaan, konstruksi sosial, dan target kekuasaan. Jika ketiga variabel tersebut disatukan, maka dapat menimbulkan suatu intensi terjadinya kasus kekerasan seksual. Apabila salah satu dari ketiganya ada yang tidak muncul, maka tindak kekerasan seksual tidak akan terjadi. Oleh karena itu, terdapat beberapa penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual di kampus, yakni sebagai berikut:

1.Budaya Patriarki yang sangat kuat di Indonesia

2. Adanya relasi kuasa yang timpang antara pelaku dan korban kekerasan seksual

3. Budaya victim-blaming yang banyak terjadi sebelumnya

4. Mahasiswa masih kurang memahami konsep pelecehan seksual.

5. Pihak kampus yang menutupi kasus pelecehan seksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun