Mohon tunggu...
Mahyu Annafi
Mahyu Annafi Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Ngaji

Hamba yang sedang belajar menulis, suka membaca dan menelaah berbagai pemikiran. Saya condong menulis ke dunia pendidikan, metal dan isu sosial. Angkatan ke 38 di Kelas Menulis Rumah Dunia (KMRD) di Serang. Sehari-hari berdagang dan menulis di blog.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penulis Juga Butuh Makanan

14 November 2024   17:57 Diperbarui: 14 November 2024   18:03 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber tangkapan layar WA Kang Encep.

Dua hari ini saya agak malas menulis. Mood saya kurang bersemangat. Memang masih sempat menulis, tapi saya menulis yang receh dan penuh kegalauan gitu, jadi gak usah mikir dan nyari data sanal-sini.

Namanya lagi males ya, boroning nulis mikir oge males,  ya sudah, di titik jenuh itu saya membaca tulisan-tulisan Kang Encep tersebar di media, kemudian beliau  bukukan. Saya merasa tercerahkan.

Setelah membaca tulisan beliau, dada saya seperti bergemuruh begitu. Kehendak yang tadinya malasa membuat saya terinspirasi, menulis seperti olah kanuragan. Seseorang dikatakan ahli karena terbiasa, bukan hanya hasil berkhayal saja.

Dari semua itu saya memahami bahwa penulis juga perlu makan (baca: bahan) untuk ia menuliskannya. Apa saja ity, bisa melalui membaca, mendengarkan atau jsuteru bergaul dengan banyak orang. Insiprasi bisa muncul dari apa dan di mana saja.

 Tugas kita sebagai penulis bukan justeru menunggunya tapi menjemputnya. Ada pun pola dan bentuknya tergantung bagaimana kita mengolahnya. Tak jauh macam kita memasak, saat kita mau mengolah daging ayam kan tak semuya orang suka opor, mungkin yang lain kepengen di panggang. Pun yang lain pengen di balada.

Begitu juga upaya menulis dala mengolah ide. Tak harus sama dengan yang lain meskipun temanya menulis, tak usah juga takut. Tulis saja apa yang ingin kamu tuliskan jangan dulu dihakimi.

Singkatnya, penulis butuh peluru untuk menulis. Di antaranya membaca, Wajib hukumnya bagi penulis terbiasa membaca. Sederhananya begini, kamu ingin tulisanmu di baca, masa iya kamu tak mau membaca karya yang lain. Tabik! (**)

Pandeglang, 14 November 2024  17.54

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun